ASAL MULA KEHIDUPAN
A. Asal Mula Kehidupan Menurut Pandangan Islam
Dalam membicarakan asal mulanya kehidupan dibumi secara umum, Al-Quran
mengambil sikap yang sangat ringkas dan sederhana dan menyebutkannya
dalam ayat-ayat didalam Kitab Suci Al-Quran yang dijelaskan pada surat
21 ayat 30 :
Artinya,"Dan
apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu atau saling berdekatan,
kemudian kami pisahkan antaranya kedua dan daripada kami jadikan menjadi
suatu kehidupan atau suatu yang hidup. Arti pada ayat tersebut adalah
sesuai dengan Sains Modern yang menyatakan bahwa Kehidupan itu berasal
dari air dan air merupakan bahan pertama atau utama untuk membentuk sel
hidup atau mikroorganisme. Tanpa adanya air maka tidak akan ada
kehidupan seperti sekarang ini. Dalam garis besar dapat kita simpulkan
bahwa asal mula kehidupan berkaitan dengan air atau dalam bahasa arab
yaitu Maa' dan air merupakan unsur yang sangat penting untuk suatu
kehidupan dibumi.
Teori Biogenesis
Teori
Biogenesis yang dikemukakan oleh Arietoteles (384-322SM). Pada teori
Biogenesis mengemukakan bahwa makhluk hidup pertama kali menghuni bumi
ini berasal dari benda mati.
contohnya sebagai berikut yang banyak dikemukakan oleh ahli-ahli biogenesis:
B. Percobaan Francesco Redi (1626-1697)
Pada percobaan Redi menggunakan bahan yaitu 3 daging dan 3 toples. Percobaan Redi selengkapnya sebagai berikut:
- Toples I : Diisi dengan sepotong daging kemudian ditutup dengan rapat-rapat.
- Toples II : Diisi dengan sepotong daging lalu dibiarkan terbuka namun ditutupi kasa .
- Toples III : Diisi dengan sepotong daging kemudian dibuka toplesnya.
Selanjutnya
3 toples tersebut yang berisikan daging dan diletakkan pada tempat yang
aman. Setelah beberapa hari kemudian diamati apa yang terjadi pada
setiap toples,apakah ada perbedaannya.
Dan hasilnya adalah :
- Toples I :
Daging yang berada didalam toples tidak mengalami perubahan serta tidak
ditemukan jentik atau larva (belatung lalat) yang menempel didaging
tersebut .
- Toples II,III : Daging tampak membusuk dan terdapat banyak larva atau belatung lalat didagingnya.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan
bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples
II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal
dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut
hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan
pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya
ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk
belatung relative sedikit.
C. Percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Tidak jauh beda dengan Francesco Redi, Spallanzani juga menampikkan kebenaran atas paham
abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada
prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, akan tetapi langkah
percobaan Spallanzani lebih baik dan sempurna.
Sebagai bahan percobaannya,
Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua
buah labu atau yang biasa kita sebut tabung kimia. Adapun percobaan yang dilakukan Spallanzani adalah sebagai berikut :
- Labu I : Diisi
air kira-kira 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15 derajat Celsius
selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
- Labu II : Sedangkan tabung kedua sama juga diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan. Selanjutnya, labu
dipanaskan. Selanjutnya, labu I dan II didinginkan. Setelah suhunya turun dan menjadi dingin
keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan
dan orang. Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan
terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut.
Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
- Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi
bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak atau seperti busuk. Setelah diteliti
ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
- Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, yang artinya tetap
jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung
mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi,
ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih
keruh serta baunya tidak enak (busuk).
Berdasarkan hasil
percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba
yang ada didalam air kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda
mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan
karena telah terjadi kontaminasi mikroba dari udara terbuka ke dalam air kaldu
tersebut.
Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan
terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. Menurut
mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu
diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation
spontanea.
Sumber :
http://tiga5empat.blogspot.com/2011/12/asal-mula-kehidupan-menurut-pandangan.html
http://www.astronomi.us/2010/12/beberapa-teori-ilmiah-tentang-asal-usul.html