Kamis, 22 Mei 2014

IPTEK dan Perkembangannya


Nama       : Citra Anggraeni Aprilia
Kelas       : 1PA06
NPM       : 115 13 937

IPTEK dan Perkembangannya



       Pada umumnya IPTEK berkembang untuk mengelolah SDA yang ada serta meningkatkan kemampuan SDA dalam mengembangkan IPTEK. Contohnya sekarang sudah ada Robot yang berwujud seperti manusia,dengan detail yang sangat rumit SDA mampu membentuknya seperti manusia dengan keahlian yang banyak,cara berjalan dan bisa berbicarapun rabot tersebut mampu seperti manusia. 
        Dari contoh yang diatas kita mampu menarik hal yang positif dan juga ada nilai negatifnya. Pada nilai positifnya yaitu SDA mampu menuangkan ilmu yang sudah didapatkan secara kreatif dengan yang namanya teknologi,bahwa teknologi itu tidak mengenal jaman, semakin jaman berkembang maka teknologi yang ada juga mampu berkembang dan menciptakan hal-hal yang baru. Namun tidak hanya hal yang baiknya saja tetapi juga ada dampak buruknya yaitu tenaga SDA yang nantinya akan digantikan oleh robot-robot canggih yang mampu mengalahkan manusia dan penyalahgunaan teknologi dijaman sekarang itu sangat memprihatinkan. Oleh sebab itu mari kita jaga Teknologi yang ada serta menggunakannya dengan bijak serta memberikan manfaat dan ilmu untuk anak cucu kita nantinya.
      Dari tulisan saya ini,saya berharap nantinya anak-anak penerus bangsa mampu menciptakan teknologi canggih yang nantinya akan membangun SDA dalam memajukan bangsa ini dengan ide yang inovatif dan tentunya menimbulkan manfaat yang besar untuk yang lainnya.

Kamis, 01 Mei 2014

ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI





ASAL MULA KEHIDUPAN



A. Asal Mula Kehidupan Menurut Pandangan Islam
           Dalam membicarakan asal mulanya kehidupan dibumi secara umum, Al-Quran mengambil sikap yang sangat ringkas dan sederhana dan menyebutkannya dalam ayat-ayat didalam Kitab Suci Al-Quran yang dijelaskan pada surat 21 ayat 30 :
Artinya,"Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu atau saling berdekatan, kemudian kami pisahkan antaranya kedua dan daripada kami jadikan menjadi suatu kehidupan atau suatu yang hidup. Arti pada ayat tersebut adalah sesuai dengan Sains Modern yang menyatakan bahwa Kehidupan itu berasal dari air dan air merupakan bahan pertama atau utama untuk membentuk sel hidup atau mikroorganisme. Tanpa adanya air maka tidak akan ada kehidupan seperti sekarang ini. Dalam garis besar dapat kita simpulkan bahwa asal mula kehidupan berkaitan dengan air atau dalam bahasa arab yaitu Maa' dan air merupakan unsur yang sangat penting untuk suatu kehidupan dibumi.

Teori Biogenesis
Teori Biogenesis yang dikemukakan oleh Arietoteles (384-322SM). Pada teori Biogenesis mengemukakan bahwa makhluk hidup pertama kali menghuni bumi ini berasal dari benda mati.
contohnya sebagai berikut yang banyak dikemukakan oleh ahli-ahli biogenesis:

B. Percobaan Francesco Redi (1626-1697)
            Pada percobaan Redi menggunakan bahan yaitu 3 daging dan 3 toples. Percobaan Redi selengkapnya sebagai berikut:
  • Toples I   : Diisi dengan sepotong daging kemudian ditutup dengan rapat-rapat.
  • Toples II  : Diisi dengan sepotong daging lalu dibiarkan terbuka namun ditutupi kasa .
  • Toples III : Diisi dengan sepotong daging kemudian dibuka toplesnya.
Selanjutnya 3 toples tersebut yang berisikan daging dan diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari kemudian diamati apa yang terjadi pada setiap toples,apakah ada perbedaannya.
Dan hasilnya adalah :
  • Toples I   : Daging yang berada didalam toples tidak mengalami perubahan serta tidak ditemukan jentik atau larva (belatung lalat) yang menempel didaging tersebut .
  • Toples II,III : Daging tampak membusuk dan terdapat banyak larva atau belatung lalat didagingnya.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relative sedikit.

C. Percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)

      Tidak jauh beda dengan Francesco Redi, Spallanzani juga menampikkan  kebenaran atas paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, akan tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih baik dan sempurna.

Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu atau yang biasa kita sebut tabung kimia. Adapun percobaan yang dilakukan Spallanzani adalah sebagai berikut :
 
  • Labu I : Diisi air kira-kira 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15 derajat Celsius selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.

  •  Labu II : Sedangkan tabung kedua sama juga diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan.  Selanjutnya, labu dipanaskan. Selanjutnya, labu I dan II didinginkan. Setelah suhunya turun dan menjadi dingin keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut.

Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
  • Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak atau seperti busuk. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
  • Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, yang artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).

Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam air kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba dari udara terbuka ke dalam air kaldu tersebut.

Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. Menurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea.







Sumber :                  

http://tiga5empat.blogspot.com/2011/12/asal-mula-kehidupan-menurut-pandangan.html
http://www.astronomi.us/2010/12/beberapa-teori-ilmiah-tentang-asal-usul.html

Asal Mula Kehidupan di Bumi






ASAL MULA KEHIDUPAN



A. Asal Mula Kehidupan Menurut Pandangan Islam
           Dalam membicarakan asal mulanya kehidupan dibumi secara umum, Al-Quran mengambil sikap yang sangat ringkas dan sederhana dan menyebutkannya dalam ayat-ayat didalam Kitab Suci Al-Quran yang dijelaskan pada surat 21 ayat 30 :
Artinya,"Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu atau saling berdekatan, kemudian kami pisahkan antaranya kedua dan daripada kami jadikan menjadi suatu kehidupan atau suatu yang hidup. Arti pada ayat tersebut adalah sesuai dengan Sains Modern yang menyatakan bahwa Kehidupan itu berasal dari air dan air merupakan bahan pertama atau utama untuk membentuk sel hidup atau mikroorganisme. Tanpa adanya air maka tidak akan ada kehidupan seperti sekarang ini. Dalam garis besar dapat kita simpulkan bahwa asal mula kehidupan berkaitan dengan air atau dalam bahasa arab yaitu Maa' dan air merupakan unsur yang sangat penting untuk suatu kehidupan dibumi.

Teori Biogenesis
Teori Biogenesis yang dikemukakan oleh Arietoteles (384-322SM). Pada teori Biogenesis mengemukakan bahwa makhluk hidup pertama kali menghuni bumi ini berasal dari benda mati.
contohnya sebagai berikut yang banyak dikemukakan oleh ahli-ahli biogenesis:

B. Percobaan Francesco Redi (1626-1697)
            Pada percobaan Redi menggunakan bahan yaitu 3 daging dan 3 toples. Percobaan Redi selengkapnya sebagai berikut:
  • Toples I   : Diisi dengan sepotong daging kemudian ditutup dengan rapat-rapat.
  • Toples II  : Diisi dengan sepotong daging lalu dibiarkan terbuka namun ditutupi kasa .
  • Toples III : Diisi dengan sepotong daging kemudian dibuka toplesnya.
Selanjutnya 3 toples tersebut yang berisikan daging dan diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari kemudian diamati apa yang terjadi pada setiap toples,apakah ada perbedaannya.
Dan hasilnya adalah :
  • Toples I   : Daging yang berada didalam toples tidak mengalami perubahan serta tidak ditemukan jentik atau larva (belatung lalat) yang menempel didaging tersebut .
  • Toples II,III : Daging tampak membusuk dan terdapat banyak larva atau belatung lalat didagingnya.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relative sedikit.

C. Percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)

      Tidak jauh beda dengan Francesco Redi, Spallanzani juga menampikkan  kebenaran atas paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, akan tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih baik dan sempurna.

Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu atau yang biasa kita sebut tabung kimia. Adapun percobaan yang dilakukan Spallanzani adalah sebagai berikut :
 
  • Labu I : Diisi air kira-kira 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15 derajat Celsius selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.

  •  Labu II : Sedangkan tabung kedua sama juga diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan.  Selanjutnya, labu dipanaskan. Selanjutnya, labu I dan II didinginkan. Setelah suhunya turun dan menjadi dingin keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut.

Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
  • Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya menjadi tidak enak atau seperti busuk. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
  • Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, yang artinya tetap jernih seperti semula, baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk).

Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam air kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba dari udara terbuka ke dalam air kaldu tersebut.

Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. Menurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea.







Sumber :                  

http://tiga5empat.blogspot.com/2011/12/asal-mula-kehidupan-menurut-pandangan.html
http://www.astronomi.us/2010/12/beberapa-teori-ilmiah-tentang-asal-usul.html