Minggu, 03 Juli 2016

Psikoterapi Melalui Pendekatan Humanistik



HUMANISTIK

Dasar dari terapi Humanistik adalah penekanan keunikan setiap individu serta memusatkan perhatian pada kecenderungan alami dalam pertumbuhan dan perwujudan dirinya. Dalam terapi ini para ahli tidak mencoba menafsirkan perilaku penderita, melainkan bertujuan untuk memperlancar kajian pikiran dan perasaan seseorang dan membantunya memecahkan masalahnya sendiri. Salah satu pendekatan yang dikenal dalam terapi Humanistik ini adalah Terapi yang berpusat kepada klien atau Client-Centered Therapy.
Client-Centered Therapy adalah terapi yang dikembangan oleh Carl Rogers yang didasarkan kepada asumsi bahwa klien merupakan ahli yang paling baik bagi dirinya sendiri dan merupakan orang yang mampu untk memecahkan masalahnya sendiri. Tugas terapis adalah mempermudah proses pemecahan masalah klien. Terapis juga tidak mengajukan pertanyaan menyelidik, membuat penafsiran, atau menganjurkan serangkaian tindakan. Istilah terapis dalam pendekatan ini lebih dikenal dengan istilah fasilitator (Atkinson dkk, 1993). Oleh karena itu tujuan dari Client-Centered Therapy adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi pribadi yang dapat berfungsi penuh. Guna mencapai tujuan tersebut terapis perlu mengusahakan agar klien dapat menghilangkan topeng yang dikenakannya dan mengarahkannya menjadi dirinya sendiri.
Contoh Kasus:
Remaja yang berinisial R, remaja tersebut acuh tak acuh dengan lingkungannya dan juga keluarganya. Penyesuaian R yang kurang baik di rumah dapat diinterpretasi sebagai manifestasi dari kebutuhannya untuk penghargaan dari keluarganya khususnya dari kedua orangtuanya yang barangkali kurang terpenuhi atau bahkan belum terpenuhi sehingga menjadikan R menjadi acuh tak acuh dengan lingkungan sekitarnya karena lingkungan rumah tidak dapat menerima diri R. Kurangnya kesempatan bagi R dalam mengaktualisasikan dirinya juga merupakan salah satu penyebab perilaku R.



Penanganan melalui pendekatan Humanistik :
Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa dalam pendekatan Humanistik, individu diminta untuk menjadi pribadi yang berfungsi dengan baik. Dalam kasus tersebut bahwa R mengalami sikap acuh tak acuh dengan lingkungannya bahkan dengan keluarganya sendiri serta tidak berfungsi dengan baik pada lingkungannya.
Pada kasus diatas Client-Centered Therapy dapat digunakan dalam kegiatan terapi, yaitu klien menjadi pusat perbaikannya. Karena dalam terapi tersebut klien diminta untuk melihat kedalam dirinya, apa-apa saja yang klien punya melainkan kelebihan klien sehingga akan membangun kepercayaan dirinya. Untuk mencapai pemahaman dalam terapi tersebut, klien harus terbuka pada dirinya sendiri dan mengarahkan dirinya menjadi pribadi yang lebih baik sehingga dapat berfungsi dengan baik di lingkungannya. Sedangkan tugas terapis hanyalah sebagai fasilitator dalam kegiatan terapi ini, terapis hanya membantu atau mempermudah berjalannya proses terapi dan mengoptimalkan kegiatan tersebut selebihnya hasil dari terapi tersebut tergantung pada klien, apakah klien mampu membuka diri dan membuat dirinya menjadi pribadi yang lebih baik dengan cara melihat jauh ke dalam dirinya bahwa setiap individu mempunyai keunikan tersendiri begitu pula dengan R.









Daftar Pustaka :
Riyanti, Dwi. & Prabowo, Hendro . (1998) . Seri Diklat Kuliah : Psikologi Umum 2. Jakarta : Universitas Gunadarma
Markam, Sumarmo, S. (2003) . Pengantar Psikologi Klinis . Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia