Rabu, 26 November 2014

Bullying Pada Sesama Remaja



BULLYING PADA REMAJA

Amanda Todd Curhat di Youtube Sebelum Meninggal

Amanda Todd (15 tahun) juga merupakan contoh paling menyedihkan tentang remaja yang menjadi korban bullying di sekolahnya. Dia merupakan siswi kelas 10 di SMA Port Coquitlam, British Columbia, Kanada. Selama bertahun-tahun, Amanda  di-bully teman-teman sekolahnya, baik secara langsung maupun via internet. Amanda bahkan sempat pindah sekolah untuk menghindari penindasan, namun mereka tetap saja menghina dirinya di media internet.

Tahun lalu, Amanda curhat mengenai penderitaannya dengan menggunggah video ke youtube. Dia menulis kata per kata pada selembar kertas sehingga membentuk cerita. Tak lama kemudian, ia pun nekat mengakhiri hidupnya pada 10 Oktober 2012. Sejak itu, video ini yang diunggahnya menyebar secara viral hingga akhir tahun.

Sama seperti beberapa negara bagian di Amerika Serikat, Pemerintah Kanada juga peduli terhadap kasus ini. Kematian Amanda tak sia-sia, sebab Pemerintah Kanada kemudian mengeluarkan UU soal cyber-bullying, agar tak muncul lagi peristiwa serupa. Pelaku, termasuk pelajar, tetap dikenai sanksi pidana yang berat. Carol Todd, ibu Amanda, bahkan membuat LSM bernama Amanda Todd Trust, yang siap membantu para korban bullying dan terus aktif melakukan kampanye anti-bullying.

Dari kasus  teman kita diatas, kita sudah bisa lihat dengan  jelas bahwa bullying itu amat sangat tidak baik dan bisa dikatakan berbahaya untuk mental seseorang.
Kita sebagai anak-anak Indonesia harus bisa mencegah yang namanya bullying karena Indonesia pun dikenal dengan solidaritas yang tinggi maka dari itu kita sebagai remaja Indonesia seharusnya bisa mencegah yang namanya Bullying sesama remaja.
Contoh sederhana dari yang awalnya mengejek atau menyidir teman kita itu merupakan secara tidak langsung bullying terhadap teman jadi please STOP BULLYING!!!
Nah sebelum membahas lebih jauh, ini ada beberapa informasi apa yang dimaksud dengan Bullying ;
Bullying adalah salah satu bentuk dari perilaku agresi dengan kekuatan dominan pada perilaku yang dilakukan secara berulang dengan tujuan mengganggu anak lain atau korban yang lebih lemah darinya. Victorian Departement of Education and Early Chilhood Development mendefinisikan bullying terjadi jika seseorang atau sekelompok orang mengganggu atau mengancam keselamatan dan kesehatan seseorang baik secara fisik maupun psikologis, mengancam properti, reputasi atau penerimaan sosial seseorang serta dilakukan secara berulang dan terus menerus.


Bentuk-bentuk bullying antara lain seperti berikut :
  1. Bullying fisik, contohnya memukul, menjegal, mendorong, meninju, menghancurkan barang orang lain, mengancam secara fisik, memelototi, dan mencuri barang.
  2. Bullying psikologis, contohnya menyebarkan gosip, mengancam, gurauan yang mengolok-olok, secara sengaja mengisolasi seseorang, mendorong orang lain untuk mengasingkan seseorang secara soial, dan menghancurkan reputasi seseorang.
  3. Bullying verbal, contohnya menghina, menyindir, meneriaki dengan kasar, memanggil dengan julukan, keluarga, kecacatan, dan ketidakmampuan (exampel : "Eh ada sih pincang lewat") atau (“eh ada anak broken home lewat nih”).
Bullying  bisa terjadi di tempat-tempat berikut ini :
  1. Terjadi pada pada situasi di mana pengawasan yang kurang dari orang dewasa, seperti di kamar mandi sekolah, jalan masuk kelas, dan tempat bermain.
  2. Sering terjadi di tempat bermain daripada di kelas.
  3. Interaksi agresif (baik secara fisik maupun verbal) muncul setiap 24 menit di tempat bermain, sedangkan di dalam kelas kemunculannya sekali setiap 37 menit.
  4. Tempat bermain yang biasanya tidak diawasi oleh guru atau orang dewasa, juga sulit dideteksi karena tingginya aktivitas bermain anak-anak di lapangan dan sering dikira sebagai salah satu bentuk permainan anak-anak misalnya permainan gulat.
  5. Di dalam kelas.
 Dampak bullying secara umum :
  •  Pelaku
  1. Bullying yang terjadi pada tingkat SD dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan pada jenjang pendidikan berikutnya.
  2. Pelaku cenderung berperilaku agresif dan terlibat dalam gank serta aktivitas kenakalan lainnya.
  3. Pelaku retan terlibat dalam kasus kriminal menginjak usia remaja.

  •  Korban

  1. Memiliki masalah emosi, akademik, dan perilaku jangka panjang.
  2. Cenderung memiliki harga diri yang rendah, lebih merasa tertekan, suka menyendiri, cemas, dan tidak aman.
  3. Bullying menimbulkan berbagai masalah yang berhubungan dengan sekolah seperti tidak suka terhadap sekolah, membolos, dan drop out.
  • Saksi 
  1. Mengalami perasaan yang tidak menyenangkan dan mengalami tekanan psikologis yang berat.
  2. Merasa terancam dan ketakutan akan menjadi korban selanjutnya.
  3. Dapat mengalami prestasi yang rendah di kelas karena perhatian masih terfokus pada bagaimana cara menghindari menjadi target bullying dari pada tugas akademik.
Apa saja yang dapat dilakukan oleh para guru untuk menangani kasus bullying di sekolah?
  1. Identifikasi perilaku bullying sejak dini.
  2. Fasilitas diskusi kelompok dengan siswa dan orang tua untuk membahas bullying.
  3. Capai konsensus bersama mengenai bullying dan waktu yang tepat untuk mengintervensi.
  4. Guru memberikan contoh bagi siswa untuk selalu berperilaku positif.
  5. Meningkatkan pengawasan terhadap siswa, terutama di tempat bermain.
  6. Memanajemen kelas dengan menciptakan iklim kelas yang bersahabat, pengaturan tempat duduk siswa, dan penggunaan media relaksasi di kelas.
  7. Membuat peratuan anti bullying di sekolah berdasarkan kesepakatan bersama dengan siswa dan orang tua. Peraturan anti bullying mengenai perilaku yang pantas untuk ditunjukkan siswa di sekolah. Jumlah aturan tidak terlalu banyak dan dinyatakan dalam bentuk kalimat positif, misalnya "Perlakukan semua orang dengan baik dan hormat", "Usahakan agar semua orang merasa aman dan nyaman", serta "Tolong menolong adalah hal terpuji untuk dilakukan".

         Nah ada sedikit saran dan masukan  untuk anak-anak atau korban bullying ada baiknya bisa terbuka tentang masalah tersebut jangan takut dengan sebuah ancaman pem-bully karena dari keterbukaan kalian tentang kasus bullying maka akan semakin munculnya kasus tersebut sehingga semakin banyak orang yang bisa membantu serta mencegah hal itu lagi.
Dan kebanyakan korban bullying menyimpan masalah tersebut atau menjadi tertutup karena mereka selalu berpikir “kalau nanti saya mengadu kepada guru,yang ada saya disebut pengecut” atau “saya bisa kok menyelesaikan masalah ini” dari contoh tersebut mungkin kelihatannya biasa sekali namun secara tidak langsung hal tersebut akan menimbulkan sebuah tekanan yang menekan psikis mereka sehingga membuat mereka masuk kedalam sebuah keputusasaan jika msalah tersebut malah membuat mereka menjadi semakin ketakutan dan mungkin saja bisa berujung dengan sikap nekat atau bunuh diri.

          Tidak hanya sikap terbuka saja namun faktor Pendidikan Agama itu sangatlah penting. Kepercayaan kita terhadap Tuhan bahwa setiap umat pastinya bisa menemukan jalan keluarnya sesuai dengan kemampuannya dan Tuhan akan selalu membantu umatnya yang sedang kesulitan dan Tuhan pun tidak tidur. Dan sekali lagi jika anak-anak sudah dibekali dengan Pendidikan Agama yang kuat serta bimbingan dari orang terdekat,kemungkinan anak tersebut mempunyai mental yang baik.

          Dan yang terakhir yaitu Peran Asuh Orang Tua. Bahwa kita bisa melihat perilaku anak mencerminkan sifat orangtuanya,maka dari itu peranan orangtua sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial atau Interaksi sang anak dan kebiasaan sang anak. Orangtua dituntut untuk lebih bijak dengan yang namanya Kekerasan, entah itu secara fisik maupun verbal. Orangtua seharusnya lebih berhati-hati dengan pergaulan sang anak, kadang ada sebuah kasus dimana anak dididik oleh oarngtuanya dirumah dengan baik namun karena pergaulannya dengan teman sebaya kurang baik sehingga nilai baik yang sudah ditanam oleh orangtuanya secara perlahan bisa tekikis dan perlu diingat bahwa remaja biasanya lebih terbuka dengan sekelompok temannya dibandingkan dengan orangtuanya. 
Remaja biasanya menghabiskan waktu mereka lebih banyak dengan teman sepermainan maka dari itu orang tua harus mampu berteman baik juga dengan teman-teman sang anak.
Mungkin hanya itu saja saran dan kritik dari saya semoga sharing ini bermanfaat dan kita sebagai remaja Indonesia harus menjadi remaja yang bijak dan remaja yang smart dalam bertingkah laku. Serta orangtua yang harus lebih berhati-hati dengan maraknya bullying.












Sumber :

  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar