Selasa, 29 Desember 2015

REVIEW JURNAL MOTIVASI






Kelompok Durian :
1. Ahmad Salman D
2. Ayu Rosita N A
3. Citra Anggraeni A
4. Fani J
5. Sastia Juliana
6. Yenti Astuti


Penulis Jurnal        : Anak Agung Putu Chintya Putri Suardana dan Nicholas Simarmata

Judul                     : Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Kecemasan pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar di Denpasar Menjelang Ujian Nasional

Jurnal                     : Psikologi

Volume                  : 1

No                         : 1

Tahun                    : 2013

Hal                        : 203-212




LATAR BELAKANG

Terlampau cemas dan takut menjelang ujian, justru akan menganggu kejernihan pikiran dan daya ingat untuk belajar dengan efektif sehingga mengganggu kejernihan mental yang amat penting untuk dapat mengatasi ujian (Goleman, 1997).

Pelaksanaan Ujian Nasional menimbulkan kecemasan bagi siswa. Ujian akhir sekolah atau saat ini sering disebut Ujian Nasional merupakan salah satu sumber kecemasan siswa (Santrock, 2007). Ujian Nasional yang dapat menentukan kelulusan siswa dapat mengakibatkan kekhawatiran dan rasa was-was (rasa takut yang belum pasti). Ketika kecemasan menjadi sebuah ketakutan yang berlebihan, tentu saja akan mengganggu psikis dan mental siswa. Akibatnya, soal-soal yang seharusnya biasanya mampu dijawab oleh siswa di sekolah, seakan menjadi soal yang tidak mampu dijawab (Alhudaya, 2012).

Aswandi (dalam Nurlaila, 2011) mengatakan bahwa Ujian Nasional yang diselenggarakan pada tahun 2008 lalu dinilai sangat berat dan membuat peserta Ujian Nasional merasa takut, tertekan, dan depresi menghadapi ujian dan sangat tidak menutup kemungkinan berdampak pada gangguan psikologis, jika nantinya gagal atau tidak lulus Ujian Nasional. Kecemasan juga menghinggapi siswa sekolah dasar kelas VI karena siswa kelas VI dituntut untuk lulus, dalam rangka menunjukkan keberhasilan belajar setelah menempuh masa pendidikan di sekolah dasar.

A.      Kajian Pustaka
 
Menurut Taylor (2006), kecemasan merupakan suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau adanya rasa tidak aman. Perasaan yang tidak menyenangkan umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, dan lain-lain) dan gejala psikologis (seperti panik, tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi, dan sebagainya).Menurut Atkinson (1996) kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang-kadang dialami individu dalam tingkatan yang berbeda-beda. Chaplin (2001) menjelaskan bahwa pada dasarnya kecemasan akan menyertai disetiap kehidupan manusia terutama bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri individu yang ditandai dengan munculnya rasa dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian ini mengandung tiga unsur penting, yaitu (McDonald, 2009):

      1)      Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu

      2)      Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa, afeksi individu

      3)      Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan

Good & Brophy (dalam Syah, 2011) menyatakan bahwa belajar merupakan sustu proses interaksi yang dilakukan individu dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri (belajar). 

Iskandar (2009) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan minat belajar siswa sehingga sungguh-sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi.

Motivasi belajar dibagi menjadi dua dimensi yaitu dimensi motivasi intrinsik dan dimensi motivasi ekstrinsik. Sardiman (2011) menyatakan bahwa motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu didorong dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman (2011) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya dorongan dari luar.elakukan sesuatu. 
 
B.       Tujuan Penelitian

Berdasarkan hal-hal tersebut maka peneliti ingin mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan kecemasan pada siswa kelas VI sekolah dasar di Denpasar menjelang Ujian Nasional.

C.       Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi serta menambah khasanah penelitian khususnya yang berkaitan dengan kecemasan siswa kelas VI sekolah dasar menjelang Ujian Nasional.

Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu bagi siswa sekolah dasar dapat mengatur diri dan mengatur waktu belajar yang baik dengan cara membuat jadwal belajar yang teratur sehingga siswa siap dalam mengahadapi Ujian Nasional, bagi kepala sekolah dan guru agar dapat merancang strategi belajar seperti membuat jadwal bimbingan belajar tambahan terhadap mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional, dan bagi orang tua agar memberikan perhatian seperti memberikan izin untuk mengikuti bimbingan pelajar tambahan di sekolah serta oramg tua selalu menyempatkan untuk memberikan perhatian dan waktu luang dalam membimbing putra-putrinya belajar di rumah.

 
METODE

A.      Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional.

B.       Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini motivasi belajar merupakan variabel bebas dan kecemasan merupakan variabel tergantung.

C.       Responden Penelitian

Subjek dalam penelitian ini merupakan 100 siswa kelas VI di salah satu sekolah dasar di Denpasar. Pemilihan subjek dilakukan dengan metode cluster random sampling. Responden ditetapkan dengan kriteria berusia 11-12 tahun, laki-laki dan perempuan, sehat jasmani dan rohani, mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dan bersedia menjadi responden.

D.      Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari, pada saat siswa kelas VI sekolah dasar sedang menjalani masa try out dalam rangka menjelang Ujian Nasional. siswa sekolah dasar Negeri Tulanganmpiang Denpasar.

E.       Alat ukur

Dalam penelitian ini, alat ukur yang digunakan adalah untuk melihat hubungan antara motivasi belajar dan kecemasan pada siswa kelas VI sekolah dasar di Denpasar menjelang Ujian Nasional. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala sikap model Likert. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Motivasi Belajar dan Skala Kecemasan yang akan dibuat sendiri oleh peneliti.

F.        Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dua jenis skala, yaitu skala untuk mengukur motivasi belajar dan skala untuk mengukur kecemasan. Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan 100 skala yang dibagi kepada 100 subjek. Jumlah skala yang kembali berjumlah 100 skala dan dapat dipergunakan dengan baik untuk dianalisis.

G.      Teknik analisis data

Analisis data yang akan dipakai yaitu dengan menggunakan metode teknik korelasi product moment dari Karl Pearson.



HASIL PENELITIAN

Dari keseluruhan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara motivasi belajar dan kecemasan pada siswa kelas VI sekolah dasar menjelang Ujian Nasional. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi (r) sebesar (-) 0,303 dan angka probabilitas p = 0,000. Sumbangan variabel motivasi belajar terhadap kecemasan dapat dilihat dari koefisien determinasi (r2) yaitu 0,092 yang memiliki arti bahwa sumbangan variabel motivasi belajar terhadap variabel kecemasan sebesar 9,2%, sedangkan 90,8% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel motivasi belajar.


TANGGAPAN KELOMPOK

Pendapat dari kelompok kami mengenai review jurnal tersebut bahwa jurnal tersebut sudah cukup baik dan memberikan informasi-informasi mengenai motivasi belajar dan kecemasan serta dapat membantu pelajar-pelajar dalam menghadapi kecemasan saat menjelang Ujian Nasional khususnya pada pelajar Sekolah Dasar. Tema yang dipilih dalam penulisan jurnal tersebut juga sederhana dan sesuai dengan fenomena-fenomena yang sedang terjadi sekarang sehingga kami harap dalam penulisan jurnal tersebut dapat bermanfaat dan dimanfaatkan sebijak mungkin.


Selasa, 17 November 2015

MOTIVASI



Kelompok Durian :
  1.    Ahmad Salman D
  2.    Ayu Rosita N A 
  3.    Citra Anggraeni A
  4.    Fani J
  5.    Sastia Juliana 
  6.   Yenti Astuti




SINOPSIS FILM LASKAR PELANGI


Sutradara         : Riri Riza

Produser          : Mira Lesmana

Penulis             : Salman Aristo, Riri Riza, Mira Lesmana

Berdasarkan    : Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata

Pemeran          : Cut Mini, Ikranagara, Slamet Rahardjo, Mathias Munchus, Teuku Rifnu                Wikana

Tanggal liris     : 26 September 2008

Durasi              : 125 menit

Bahasa             : Bahasa Indonesia


Cerita dari sebuah daerah di Belitung, yakni di SD Muhammadiyah. Saat itu menjadi saat yang menegangkan bagi anak-anak yang ingin bersekolah di SD Muhammadiyah. Kesembilan murid yakni, Ikal, Lintang, Sahara, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani tengah gelisah lantaran SD Muhammadiyah akan ditutup jika murid yang bersekolah tidak genap menjadi 10. Mereka semua sangat cemas. SD Muhammadiyah adalah SD islam tertua di Belitung, sehingga jika ditutup juga akan kasihan pada keluarga tidak mampu yang ingin menyekolahkan anak-anak mereka. Di sinilah anak-anak yang kurang beruntung dari segi materi ini berada.

Saat semua tengah gelisah datanglah Harun, seorang yang keterbelakangan mental. Ia menyelamatkan ke sembilan temannya yang ingin bersekolah serta menyelmatkan berdirinya SD Muhammadiyah tersebut. Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.

Semua kejadian tersebut sangat menghiasi kehidupan kesepuluh anak yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Bu Mus yang meupakan guru terbaik yang mereka milikilah yang telah memberikan nama tersebut untuk mereka. Karena bu Mus tahu mereka semua sangat menyukai pelangi. Saat susah maupun senang mereka lalui dalam kelas yang menurut cerita pada malam harinya kelas tersebut sebagai kandang bagi hewan ternak. Di SD Muhammadiyah itulah Ikal dan kawan-kawannya memiliki segudang kenangan yang menarik. Seperti saat kisah percintaan antara Ikal dan A Ling. Awalnya Ikal disuruholeh Bu Mus untuk membeli kapur di tokoh milik keluarga A Ling. Ia jatuh cinta pada kuku A Ling yang indah. Ia tidak pernah menjumpai kuku seindah itu. Kemudian ia tahu bahwa pemilik kuku yang indah tersebut adalah A Ling, Ikal pun jatuh cinta padanya.  Namun, pertemuan mereka harus di akhiri lantaran A Ling pindah untuk menemani bibinya yang sendiri.

Kejadian tentang Mahar yang akhirnya mnemukan ide untuk perlombaan semacam karnaval. Mahar menemukan sebuah ide untuk menari dalam acara tersebut. Mereka para laskar pelangi menari sperti orang kesetanan, hal tersebut dikarenakan kalung yang mereka kenakan dari buah yang langkah dan hanya ada di Balitong, merupakan tanaman yang membuat seluruh badan gatal. Alhasil mereka pun menari layaknya orang yang tengah kesurupan. Namun berkat semua itu akhirnya SD Muhammadiyah dapat memenagkan perlombaan tersebut. Namun, pada suatu ketika datanglah Flo, seorang anak yang kaya pindahan ari SD PN, ia masuk dalam kehidupan laskar pelangi. Sejak kedatangan Flo di SD Muhammadiyah tersebut yang membawa pengaruh buruk bagi teman-temannya terutama Mahar, yang duduk satu bangku dengan Flo. Sejak kedatangan anak tersebut nilai Mahar seringkali jatuh dan jelek sehingga membuat bu Mus marah dan kecewa.

Hari-hari mereka selalu dihiasi dengan canda dan tawa maupun tangis. Namun di balik semua kecerian mereka, ada seorang murid yang benama Lintang yakni anggota laskar pelangi yang perjuangannnya terhadap pendidikan perlu di acungi jempol. Ia rela menempuh jarak 80 km untuk pulang dan pergi dari rumahnya ke sekolah hanya untuk agar ia bisa belajar. Ia tidak pernah mengeluh meski saat perjalanan menuju sekolahnya ia harus melewati sebuah danau yang terdapat buaya di dalamnya. Lintang merupakan murid yang sangat cerdas. Terbukti saat ia, Ikal, dan juga Sahara tengah berada pada sebuah perlombaan cerdas cermat. Ikal dapat menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal,  dengan jawabannya yang membuat ia memenangkan lomba cerdas cermat. Namun sayang, semua kisah indah laskar pelangi harus diakhiri dengan perpisahan seorang Lintang yang sangat jenius tersebut. Lintangdan awan-kawan membuktikan bahwa bukan karena fasilitas yang menunjang yang akhirnya dapat membuat seseorang sukses maupun pintar, namun kemauan dan kerja keraslah yang dapat mengabulkan setiap impian.

Beberapa hari kemudian, setelah perlombaan tersebut Lintang tidak masuk sekolah dan akhirnya mereka kawan-kawan Lintang dan juga bu Mus mendapatkan surat dari Lintang yang isinya, Lintang tidak dapat melnjutkan sekolahnya kembali karena ayahnya meninggal dunia. Tentu saja hal tersebut menjadi sebuah kesedihan yang mendalam bagi anggota laskar pelangi.

Beberapa tahun kemudian, saat mereka telah beranjak dewasa, mereka semua banyak mendapat pengalaman yang berharga dari setiap cerita di SD Muhammadiyah. Tentang sebuah persahabatan, ketulusan yang diperlihatkan dan diajarkan oleh bu Muslimah, serta sebuah mimpi yang harus mereka wujudkan. Ikal akhirnya bersekolah di Paris, sedangkan Mahar dan teman-teman lainnya menjadi seseorang yang dapat membanggakan Belitung.


A.   MOTIVASI

1.      Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau dalam bahasa Inggris to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat sesuatu (driving force) . Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor-faktor lain, baik faktor eksternal (misalnya ingin belajar dengan baik agar mendapatkan lapangaan pekerjaan dengan gaji yang baik), maupun faktor internal (lapar ingin makan, haus ingin minum). Hal-hal yang mempengaruhi motif tersebut disebut motivasi.

Jadi motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan (Walgitio, 2014: 220). Sedang menurut Plotnik (2005 : 328), motivassi mengacu pada berbagai faktor fisiologis dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.

Selanjutnya menurut Walgito motivasi mengandung tiga aspek , yaitu :

a.  Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam diri organisme yang timbul karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental (berpikir dan ingatan).

b.   Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan tersebut.

c.   Sasaran atau tujuan yang dikejar oleh perilaku tersebut.

 Sedangkan menurut Plotnik seseorang yang termotivasi menunjukkan tiga ciri sebagai berikut:

a.     Anda terdorong berbuat atau melaksanakan sesuatu kegiatan.

b.     Anda langsung mengarahkan energi anda untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

c.    Anda mempunyai intensitas perasaan-perasaan yang berbeda tentang pencapaian tujuan tersebut.


2.      Siklus Motivasi

Telah dikemukakan bahwa timbulnya motif dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal dapat dibedakan menjadi faktor fisik : yaitu kebutuhan makan, minum dan faktor psikologis : kebutuhan kasih sayang, harga diri, aktualisasi diri. Faktor kebutuhan ini merupakan faktor pemicu (driving state).

Dari faktor pemicu, timbul perilaku untuk mencapai tujuan. Perilaku tersebut merupakan alat untuk mencapai tujuan sehingga disebut instrumental behavior . Selanjutnya munculnya tujuan (goal) yang akan dicapai. Sehingga siklus dasar motivasi dapat digambarkan sebagai berikut:




Tujuan yang akan dicapai bisa bersifat positif tetapi juga bisa bersifat negatif. Bersifat positif bila tujuannya adalah ingin mengejar atau mencapai sesuatu, misalnya, kegembiraan, kebahagiaan, ketenangan, kesegaran, kedamaian, kesehatan, kesejahteraan, kesejukan, keberhasilan dan keamanan. Dalam hal ini, tujuan membangun motivasi untuk mengejar keadaan yang positif. Bersifat negatif misalnya kalau tujuannya adalah ingin menghindari atau menolak sesuatu, misalnya bahaya ssakit, kesengsaraan, kegagalan, penderitaan, keadaan yang tidak menyenangkan. Dalam hal ini tujuan membangun motivasi untuk menghinari atau mencegah atau mengatasi keadaan yang negatif.


Teori motivasi yang terkait dengan film Laskar pelangi
 Laskar pelangi mencakup faktor motivasi eksternal yaitu keinginan untuk belajar dengan baik dan mencapai suatu kesejahteraan. Pada film laskar pelangi ke sepuluh anak ingin memulai sekolah di SD Muhammadiyah mereka tetap ingin bersekolah walaupun tidak mempunyai biaya yang cukup dan kondisi sekolah yang sangat tidak baik dan seadanya.

Sesuai dengan teori aspek pertama motivasi dari Walgito yaitu Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam diri organisme yang timbul karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan dan keadaan mental (berpikir dan ingatan). Pada suatu hari Bu Mus memaksa mahar untuk menjadi ketua dalam perlombaan karnaval pulau belitong melawan SD PN Timah, tetapi SD Muhammadiyah tidak memiliki biaya cukup untuk aksesoris perlombaan, akhirnya Mahar berfikir dan menemukan sebuah ide untuk menari di perlombaan tersebut, Mereka para laskar pelangi menari seperti orang kesetanan, hal tersebut dikarenakan kalung yang mereka kenakan dari buah yang langkah dan hanya ada di Balitong, merupakan tanaman yang membuat seluruh badan gatal. Pada akhirnya mereka pun menari layaknya orang yang tengah kesurupan. Namun berkat semua itu akhirnya SD Muhammadiyah dapat memenangkan perlombaan karena adanya suatu dorongan atau motif untuk memenangkan perlombaan tersebut dengan peralatan yang sederhana yaitu menggunakan beberapa helai daun dan rebana kecil.










Sumber :

Basuki, A.M.H .(2008). Psikologi Umum . Jakarta : Universitas Gunadarma




Selasa, 10 November 2015

Analisis Film Kepemimpinan





Kelompok Durian
1.  Achmad Salman
2. Ayu Rosita
3. Citra Anggraeni A
4. Fani J
5.  Sastia Juliana
6. Yenti Astuti


ANALISIS FILM MERAH PUTIH

Judul Film    : Merah Putih

Tahun           :2009
Sutradara      :Yadi Sugandi

Pemain        :Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Darius Sinathrya, Zumi Zola, Teuku Rifnu Wikana, Rahayu Saraswati, Rudy Wowor, dan Astri Nurdin.

Film Merah putih semi dokumenter yang menghabiskan biaya kira-kira Rp 60 miliar ini bercerita tentang sekelompok pejuang kemerdekaan yang harus bersatu untuk bertahan dari pembunuhan dan penjajahan. Berjuang sebagai pejuang gerilya, untuk menjadi anak-anak bangsa yang sesungguhnya, terlepas dari konflik pribadi dan perbedaan yang besar dalam kelas sosial, suku, daerah asal, agama, dan kepribadian.
Film ini didedikasikan untuk dua orang pahlawan Indonesia, yaitu Letnan Satu R.M. Subianto Djojohadikusumo dan Kadet R.M Sujono Djojohadikusumo dan semua pahlawan  yang telah berjuang dan gugur untuk kemerdekaan Indonesia.
Film ini menceritakan kisah 5 orang Pejuang Indonesia yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Amir seorang muslim yang mempunyai istri bernama Melati, Marius seorang anak priyayi yang kaya raya, kemudian ada Surono yaitu teman Marius yang masih memiliki seorang kakak perempuan bernama Senja, ada juga Thomas seorang anak desa yang memeluk agama kristen dari Sulawesi yang ingin jadi perwira karena keluarganya mati dibunuh oleh tentara-tentara Belanda, dan yang terakhir adalah seorang pemeluk agama Hindu dari Bali yang bernama Dayat.
Kisah dimulai dari pendaftaran masuk sebagai perwira. Setelah mereka semua diterima, mereka tinggal di asrama dan harus bekerja keras, setiap hari berlatih, berlatih, dan berlatih. Selama di asrama, Marius dan Thomas selalu ada konflik. Dimulai dari kejadian menyembunyikan kalung salib Thomas sampai ditemukannya botol minuman alkhohol milik Marius oleh anggota perwira tinggi. Kejadian ini yang membuat semuanya menjadi bersatu.

Pada malam sebelum beristirahat, tiba-tiba Kapten memanggil Surono dan Amir untuk datang ke kantor. Pada saat itu mereka berdua dinaikan pangkat oleh Kapten. Surono menjadi Letnan satu dan Amir sebagai Letnan dua. Setelah menyelesaikan pendidikan di asrama, mereka semua diijinkan untuk bertemu dan mencari pasangan dalam bentuk acara berdansa dan jamuan makan malam .
Pertempuran dimulai pada saat jamuan makan malam belangsung. Pada saat mereka sedang asyik berpesta, tiba-tiba Belanda menyerang dengan melemparkan meriam-meriam ke arah tempat pesta berlangsung, banyak korban berjatuhan pada peristiwa tersebut. Pertempuran masih terus berlangsung dan pada saat itu Kapten dan wakilnya pun gugur didalam medan perang. Kemudian Letnan Surono dan Letnan Amir berpencar menjadi 2 tim. Pada saat itu Letnan Surono dan para perwiranya sedang bersembunyi dibawah gundukan tanah, kemudian Dayat memberitahukan bahwa kakak dari Letnan Surono yang bernama Senja masuk kedalam hutan lalu Letnan Surono tanpa berpikir panjang langsung masuk ke dalam hutan. Pada saat Letnan Surono mencari kakaknya, beliau melihat temannya Marius yang sedang ketakutan sembari memegang senjata, Letnan Surono bermaksud untuk membawanya pergi Perwira Marius yang dalam keadaan gemetar namun Letnan Surono terdorong oleh Marius dan pada akhirnya beliau tertembak oleh pasukan Belanda dan meninggal dunia di dalam medan perang tersebut. Dalam pertempuran yang memakan waktu berhari-hari ini, ternyata yang tersisa hanya tiga orang Perwira dan satu Letnan yaitu Letnan Amir.
           Mereka semua telah putus asa dan menganggap perang telah berakhir. Thomas, Dayat, Marius, dan Letnan Amir tak tahu apa yang harus dilakukan. Empat orang melawan banyaknya pasukan Belanda. Dengan semangat dan nasehat dari perwira Dayat, kemudian mereka memiliki ide untuk membuat jebakan untuk orang-orang Belanda yang akan pergi ke Lamongan Lor pada saat itu. Mereka berempat yang dibantu oleh beberapa penduduk sekitar mereka berhasil membunuh para pasukan dan menahan pemimpin kompeni (Belanda).
Cerita berakhir disini. Indonesia yang terkenal dengan pantang menyerah dan tetap berjuang akhirnya berhasil menaklukan Belanda sekaligus dapat mempertahankan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Beberapa nilai-nilai positif  digambarkan dalam film ini sebagai cerminan bagi penikmat film, seperti berjiwa pemimpin, solidaritas antar agama, cinta kepada keluarga dan tanah air, berani mengambil keputusan yang bijaksana dan tidak gegabah (penuh pertimbangan), ini terlihat pada adegan dimana saat pasukan Indonesia yang berada dalam keadaan terjepit dan Belanda menyerang dengan tiba-tiba, seorang Letnan mengambil keputusan untuk mundur demi menyusun rencana yang lebih matang dalam perang esok hari, “kita mundur sekarang, kita mundur satu langkah dan besok kita maju untuk bangsa”.
Film ini bukanlah sebuah film fiksi semata tetapi film ini merupakan film semi dokumenter yang dikutip dari kejadian yang menimpa Indonesia pada tahun 1947. Diantara amanat-amanat yang terkandung dalama film ini, penulis mengambil beberapa amanat diantaranya;
1.      Janganlah mengecewakan orang lain disaat ia memberikanmu sebuah kepercayaan.
2.      Janganlah terpancing oleh nafsu, kita harus bisa menahan amarah dan emosi.
3.      Gunakan emosi dan nafsu kepada hal yang lebih baik
4.      Selalu siap tempur dalam kondisi dan keadaan apapun.
5.      Taatlah beribadah sesuai agama yang telah kita yakini.
6.      Pengucut dan penghianatan adalah awal dari kemunduran.
7.      Pikiran, ucapan, hati, dan tekad yang kuat harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Jika dikaitkan dengan teori kepemimpinan, Film Merah Putih mengandung arti Kepemimpinan walaupun itu tersirat. Berdasarkan teori yang menunjukan adanya gaya Kepemimpinan yang dapat di analisis dari film Merah Putih adalah Teori Sistem 4 dari Rensis Likert.
Likert (dalam O’Hair, Friedrich &Dixon, 2005, p.152-153) menyatakan bahwa umumnya seorang pemimpin menggunakan empat gaya komunikasi, yaitu :

1.      System I (Authoritarian)
Pemimpin System I ini bersifat task oriented, sangat terstruktur, dan otoriter. Hubungan interpersonal tidaklah begitu penting. Pemimpin System I memiliki tingkat kepercayaan yang sangat kecil terhadap bawahannya dan tidak melibatkan mereka di dalam pengambilan keputusan. Bawahan bekerja dengan iklim yang terintimidasi dan rasa takut. Komunikasi hanya berjalan dari atasan ke bawahan saja mengikuti rantai kepemerintahan.

2. System II (Controlling) 
Pemimpin System II bersifat task oriented, namun juga mengontrol organisasi atau unit di dalamnya, bersifat sedikit otoriter. Pemimpin merendahkan bawahan dan walaupun tidak terlalu ketat, ia juga memiliki ketidakpercayaan kepada bawahannya. Bawahan memiliki izin untuk berpendapat pada saat pengambilan keputusan, namun permasalahan organisasi diselesaikan seluruhnya oleh jajaran atas perusahan. Meskipun sebagian besar arus komunikasinya dari atasan kepada bawahan, tetapi beberapa interaksi masih terlihat langsung antara jajaran atas perusahaan dan jajaran bawah perusahaan. 

3. System III (Collaborative) 
Pemimpin System III secara terbuka menempatkan keyakinan dan kepercayaan kepada bawahannya. Seorang atasan mengontrol bawahan melalui negosiasi dan kolaborasi. Bawahan memiliki hak untuk berpendapat dalam proses pengambilan keputusan, terutama yang menyangkut persoalan kerja mereka. Arus komunikasi mengalir secara relatif dua arah, yaitu dari atasan kepada bawahan dan dari bawahan kepada atasan dalam hierarki organisasi. 

4. System IV (Nurturing) 
Pemimpin System IV berkonsentrasi pada hubungan baik dengan atasan sekaligus bawahan mereka. Mereka memelihara keyakinan dan kepercayaan kepada bawahannya serta memberi mereka motivasi dan semangat dalam proses pengambilan keputusan di seluruh jajaran perusahaan. Pemimpin System IV tidak menggunakan rasa takut, intimidasi, dan ancaman. Motivasi para pekerja dihasilkan dari partisipasi mereka dalam mencapai target organisasi. Proses pertukaran pesan yang terjadi di dalamnya bersifat bebas dan sangat terbuka baik dari atasan , bawahan, juga keduanya.

       Dari beberapa bagian teori Kepeminpinan tersebut, yang masuk dalam gaya Kepemimpinan yang di ambil dari film Merah Putih yaitu Teori 4 sistem dari Likert dan yang dapat dikaitkan kedalam film tersebut sistem tiga dan sistem empat.
Bila dikaitkan dengan sistem III (Collaborative) dengan bagian dari film tersebut adalah ketika Letnan Amir mengambil perintah karena Kapten dan wakilnya meninggal didalam perang. Letnan Amir memerintahkan Perwira Dayat untuk memberitahukan untuk mengungsi ke daerah timur desa karena Belanda akan menyerang ke desa tersebut. Kemudian Perwira Dayat mematuhi perintah dari atasannya dan sebelumnya Perwira Dayat menanyakan kembali bagaimana nantinya keadaan atasannya ketika di biarkan sendiri melawan Belanda, namun Letnan Amir meyakinkan bahwa ia mampu menghadapinya sendiri dengan taktiknya.
     Kemudian bila dikaitkan dengan teori 4 sistem dari Likert , di bagian sistem IV (Nurturing) dengan bagian dari film Merah Putih adalah ketika para Perwira mulai putus asa karena jumlah prajurit semakin menipis dan tidak percaya diri kalau nantinya mampu menghadapi Belanda dengan jumlah sedikit. Namun Letnan Amir memberi nasehat, bahwa sekiranya kita harus berusaha dan berusaha mencari bantuan dari pemuda-pemuda desa agar melawan Koloni Belanda yang akan melewati daerah Lamongan. Dengan hal tersebut Letnan Amir memberikan motivasi kepada bawahannya sehingga terciptanya strategi untuk melawan belanda walaupun dengan menggunakan senjata seadanya dan Letnan Amir dan para Perwiranya mampu mengalahkan Belanda.