Makna
akhir dari hasil pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal
yang telah dipelajari dapat membantunya dalam penyesuaian diri dengan
kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan masyarakat. Seseorang tidak
dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu
menyesuaikan diri, kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan
diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang
proses penyesuaian yang baik atau yang salah. Penyesuaian yang sempurna dapat
terjadi jika manusia / individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirinya
dengan lingkungannya, tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan semua
fungsi-fungsi organisme / individu berjalan normal. Namun, penyesuaian diri
lebih bersifat suatu proses sepanjang hayat, dan manusia terus menerus
menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi
sehat. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Kepribadian yang sehat ialah
memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
A. Penyesuaian Diri
Apakah
Penyesuaian diri itu?
Penyesuaian diri merupakan suatu
proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi
hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas
dasar pengertian tersebut dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia
sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan
lingkungannya.
Dalam
kehidupan sehari-hari, Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan
penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu
yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena
ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga,
sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui
bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka
untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan.
Dari segi psikologi, penyesuaian
diri memiliki banyak arti, seperti pemuasan kebutuhan, keterampilan dalam
menangani frustasi dan konflik, ketenangan pikiran atau jiwa, atau bahkan
pembentukan simtom-simtom. Itu berarti belajar bagaimana bergaul dengan baik dengan
orang lain dan bagaimana menghadapi tuntutan-tuntutan pekerjaan. Tyson menyebut
hal-hal seperti kemampuan untuk beradaptasi, kemampuan berafeksi, kehidupan
yang seimbang, kemampuan untu mengambil keuntungan dari pengalaman, toleransi
terhadap frustasi, humor, sikap yang tidak ekstrem, objektivitas, dan lain-lain
(Tyson, 1951). Kita memang sulit mendefinisikan penyesuaian diri secara
singkat, namun dapat dikatakan bahwa, penyeseuaian diri adalah cara individual
atau khusus organisme dalam bereaksi terhadap tuntutan-tuntutan dari dalam atau
situasi-situasi dari luar. Untuk beberapa orang mungkin reaksi ini bisa
efisien, sehat, atau memuaskan, sementara untuk orang lain reaksi ini
melumpuhkan, tidak efektif, atau bahkan patologik.
Orang yang dapat menyesuaikan
diri dengan baik adalah orang yang memiliki respons-respons yang matang,
efisien, memuaskan, dan sehat. Sebaliknya, orang yang neurotik adalah orang
yang sangat tidak efisien dan tidak pernah menangani tugas secara lengkap.
Istilah “sehat” berarti respons yang baik untuk kesehatan, yakni cocok dengan
kodrat manusia, dalam hubungannya dengan orang lain dan dengan tanggung
jawabnya. Singkatnya, meskipun memiliki kekurangan-kekurangan kepribadian,
orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat bereaksi secara efektif
terhadap situasi-situasi yang berbeda, dapat memecahkan konflik-konflik,
frustasi-frustasi, dan masalah-masalah tanpa menggunakan tingkah laku
simtomatik.
Penyesuaian
dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai berikut :
- Penyesuaian berarti adaptasi; dapat mempertahankan eksistensinya, atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial.
- Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip.
- Penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respon – respon sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan dan frustasi-frustasi secara efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang adekkuatt/ memnuhi syarat.
- Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positifmemiliki respon emosional yang tepat pada setiap situasi.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa, penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai
keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungan.
B. Pertumbuhan Personal
Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang
normal. Proff Gessel mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia berlangsung
secara terus-menerus.
Proses
Pertumbuhan Individu secara fisik
Dari
bayi hingga tua kita sebagai manusia normal mengalami pertumbuhan secara terus
menerus.
Penyesuaian
diri dengan lingkungan nya pun terus berkembang.
Variasi dalam Pertumbuhan
Dalam
variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam
melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik,
maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang terdapat rintangan-rintangan yang
menyebabkan ketidakberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian, baik
rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.
Kondisi-Kondisi
untuk Bertumbuh
Kondisi
jasmani seperti pembawa atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai
disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan
erat dengan susunan atau konstitusi tubuh, kondisi jasmani dan kondisi
pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat
menyesuaikan diri nya.
Carl
Roger (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam
suatu hubungan :
1. Keikhlasan
kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
2. Menghormati
keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali, dan
3. Keinginan
yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.
Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan personal :
1.
Faktor biologis
Karakteristik
anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis
yang sangat kental.
2.
Faktor geografis
Faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan
menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
3.
Faktor budaya
Tidak
di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang,
tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki
kepribadian yang sama juga.
Selain
itu, ada satu hal yang tidak kalah penting berkaitan dengan penyesuaian diri
dan pertumbuhan personal adalah komunikasi. Dengan kemampuan komunikasi yang
baik maka penyesuaian diri dan pertumbuhan personal seseorang juga akan berjalan
baik.
SUMBER
-http://mleovenia.wordpress.com/2013/11/19/konsep-dan-proses-penyesuaian-diri/
-Samiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.
-Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
-Ali, M. & Asrori, M. (2005). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT Bumi Aksara.
-Fatimah, N. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : Pusaka Setia.
-Supriyo. (2008). Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang: Nieuw Setapak.
-http://rozanafajrina.wordpress.com/2014/05/25/konsep-penyesuaian-diri-yang-sehat/
-http://mleovenia.wordpress.com/2013/11/19/konsep-dan-proses-penyesuaian-diri/
-Samiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.
-Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
-Ali, M. & Asrori, M. (2005). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT Bumi Aksara.
-Fatimah, N. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : Pusaka Setia.
-Supriyo. (2008). Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang: Nieuw Setapak.
-http://rozanafajrina.wordpress.com/2014/05/25/konsep-penyesuaian-diri-yang-sehat/
- Semium,
yustinus.2006.kesehatan mental 1.kanisius:Jakarta
- Christensen.j.paula.2009.proses
keperawatan.buku kedokteran EGC : Jakarta
- Schuler,
E. Definition and Conceptualization of Stress in Organizations, Thousand
Oaks: Sage, 2002
- Fatimah,
N. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : Pusaka Setia.
- Ali,
M. & Asrori, M. (2005). Psikologi remaja perkembangan peserta
didik. Jakarta : PT Bumi Aksar
-http://silvinamar.wordpress.com/2013/06/09/1032/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar