Sabtu, 14 Maret 2015

Aliran Humanistik




ALIRAN HUMANISTIK

Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis.
Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
1. Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.
2. Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
3. Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
4. Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.
5. Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai dan memiliki kreativitas.
Pendekatan humanistik ini mempunyai akar pada pemikiran eksistensialisme dengan tokoh-tokohnya seperti Kierkegaard, Nietzsche, Heidegger, dan Sartre.
Humanistik mengatakan bahwa manusia adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati dan pada dasarnya aktif, punya tujuan serta punya harga diri. Karena itu, walaupun dalam penelitian boleh saja dilakukan analisis rinci mengenai bagianbagian dari jiwa manusia, namun dalam penyimpulanya, manusia harus dikembalikan dalam kesatuan yang utuh. Pandangan seperti
ini adalah pandangan yang holistik. Selain itu manusia juga harus dipandang dengan penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan pribadinya, perbedaan-perbedaan individunya dan dari sudut kemanusiaanya itu sendiri. Karena itu psikologi harus memasuki topik-topik yang tidak dimasuki oleh
aliran behaviorisme dan psikoanalisis, seperti cinta, kreatifitas,pertumbuhan, aktualisasi diri, kebutuhan, rasa humor, makna,kebencian, agresivitas, kemandirian, tanggung jawab dan sebagainya. Pandangan ini disebut pandangan humanistik. Humanisme menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat
dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization). Humanisme menentang pesimisme dan keputusasaan pandangan psikoanalistik dan konsep kehidupan “robot” pandangan behaviorisme.
Humanisme yakin bahwa manusia memiliki di dalam dirinya potensi untuk berkembang sehat dan kreatif, dan jika orang mau menerima tanggungjawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadari potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua, sekolah dan tekanan sosial lainnya.
Pandangan humanisme dalam kepribadian menekankan hal-hal
berikut :
1. Holisme
Holisme mengaskan bahwa organisme selalu bertingkahlaku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian / komponen yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan, dan apa yang terjadi dibagian ssatu akan mempengaruhi bagian lain. Hukum yang berlaku umum mengatur fungsi setiap bagian. Hukum inilah yang mestinya ditemukan agar dapat dipahami berfungsinya tiap komponen. Pandangan holistik dalam kepribadian, yang terpenting adalah :
Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi (unity, integration, consistency, dan coherence). Organisasi adalah keadaan normal dan disorganisasi berarti patologik.
Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.
Organisme memiliki satu dorongan yang berkuasa, yakni aktualisasi diri (self actualization). Orang berjuang tanpa henti (continuous) untuk merealisasikan potensi inheren yang dimilikinya pada ranah maupun yang terbuka baginya.

Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi organisme, jika terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral.

Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada penelitian ekstensif terhadap banyak orang mengenai fungsi psikologis yang diisolir.

2. Menolak Riset Binatang
Psikologi Humanistik menekankan perbedaan tingkah laku manusia dengan tingkah laku binatang. Riset binatang memandang manusia sebagai mesin dan mata rantai reflekskondisioning,mengabaikan karakteristik manusia yang unik
seperti idea, nilai-nilai, keberanian, cinta, humor, cemburu,dosa, serta puisi, musik ilmu, dan hasil kerja berfikir lainnya.

3. Manusia Pada Dasarnya baik
Manusia mempunyai struktur psikologis yang analog dengan struktur fisik : mereka memiliki “ kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang sifat dasarnya genetik : “beberapa sifat menjadi ciri umum kemanusiaan, sifat-sifat lainnya menjadi cirri unik individual. Kebutuhan, kemampuan dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik, atau paling tidak sesuatu yang netral. Pandangan Maslow menjadi pembaharuan terhadap pakar yang menganggap kebutuhan dan tendensi manusia iitu buruk atau antisosial (misalnya, apa yang disebut dosa warisan oleh ahli agama dan konsep id dari Freud). Sifat setan yang jahat, destruktif dan kekerasan adalah hasil dari frustrasi atau kegagalan memuaskan kebutuhan dasar, dan bukan bagian dari hereditas. Manusia mempunyai struktur yang potensial untuk berkembang positif.

4. Potensi Kreatif
Kreativitas merupakan ciri universal manusia, sejak dilahirkan. Ini adalah sifat alami, sama dengan sifat biji yang menumbuhkan daun, burung yang terbang, maka manusia mempunyai sifat alami untuk menjadi kreatif. Kreativitas adalah
potensi semua orang, ya ng tidak memerlukan bakat dan kemampuan yang khusus. Sayangnya, umumnya orang justru kehilangan kreativitas ini karena proses pembudayaan (enculturated). Termasuk di dalamnya pendidikan formal, yang memasung kreativitas dengan menuntut keseragaman berfikir kepada semua siswanya. Hanya sedikit orang yang kemudian menemukan kembali potensi kreatif yan segar, naif, dan langsung, dalam memandang segala sesuatu.

5. Menekankan Kesehatan Psikologik
Pendekatan humanistik mengarahkan perhatiannya kepada manusia sehat, kreatif dan mampu mengaktualisasikan diri. Ilmu jiwa seharusnya memusatkan analisisnya kepada tema pokok kehidupan manusia, yakni aktualisasi diri. Maslow
mengungkapkan psikopatologi umumnya hasil dari penolakan, frustrasi, atau penyimpangan dari hakekat alami seseorang.

Humanistik tidak jelas kaitannya dengan ekologi psikologi. Pada satu sisi, Humanistik tempat yang paling berkuasa atas nilai potensial untuk pengembangan individu. Ini nilai-nilai pengalaman manusia dan kemampuan manusia untuk melampaui pikiran dengan lingkungan sekitarnya, dengan cara yang kreatif. Jadi dalam hal Humanistik untuk manusia dan pengalaman. Humanistik adalah ilmu manusia untuk menangkap pengalaman dalam semua
keindahan yang subjektif. Ini yang menyebabkan sebuah penekanan atas berbagai metode fenomenologi yang bertujuan untuk mendapatkan semaksimal mungkin jati diri manusia. Pada sisi lainya, ekologi psikologi dengan kontras menunjukkan pemisahan manusia dari tanaman, binatang dan materi dunia
sebagai buatan yang menyesatkan dan tidak bijaksana. Ekologi melihat, yang paling universal dan paling tinggi nilai simbol dan gambar dari pikiran manusia berasal dari kapasitas untuk memungut dalam ukuran kecil yang sungguh-sungguh untuk menopang semesta dan kita masuk di dalamnya. Jika ini adalah
pernyataan simbolis yang penting dari aspek pemenuhan manusia, maka kita perlu mempertimbangkan sebuah “ekologi diri” yang merangkum semua bentuk kehidupan dan perasaan kesatuan.
Saat ini rasa kuatir, depresi, bingung dan kesepian pada individu yang mencari beberapa penjelasan untuk rasa isolasi dan kesedihan mereka. Kontemporer kerja, dengan penekanan pada gencarnya pembangunan teknologi, persaingan tajam dan individualisme telah membuat korban tak terhitung. Mereka hadir
dari hilangnya eksistensial karena keprihatinan yang dramatis atas racun di lingkungan pekerjaan. Secara tradisional, orang-orang ini telah dirawat dengan baik namun belum cukup. Melalui hubungan yang saling menerima dan melalui upaya bersama antara antara klien dan terapis dalam menggali semua pengalaman dan perasaan klien untuk pencapaian keseimbangan antara berbagai
pengalaman dan perasaan yang sesungguhnya terjadi pada diri klien. Karena dengan ini maka terwujud prosedur terapi yang memandang manusia sebagai suatu kesatuan dan eksistensial diri. Jadi pemahaman tentang manusia dalam psikologi humanistic berdasarkan kepada keyakinan bahwa nilai-nilai etika merupakan daya psikologi yang kuat dan ia merupakan penentu asas kelakuan
manusia. Keyakinan ini membawa kepada usaha meningkatkan kualitas manusia seperti pilihan, kreativitas, interaksi fisik, mental dan jiwa, dan keperluan untuk menjadi lebih bebas Psikologi humanistik juga didefinisikan sebagai sebuah sistem pemikiran yang berdasarkan kepada berbagai nilai, sifat, dan tindak tanduk yang dipercayai terbaik bagi manusia. Sehingga terwujudlah satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia secara holistik.


Perbedaan Antara Aliran Psikoanalisa, Behavioristik dan Humanistik

v Psikoanalisa
Psikoanalisa merupakan cabang ilmu psikologi yang dikembangkan dan ditemukan oleh Sigmund Freud sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud merupakan yang pertama kali menemukan Id,Ego dan Superego pada manusia.
Aliran psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, bahwa kehidupan manusia dikuasai oleh alam ketiksadaran yakni alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki oleh manusia. Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini.
Pandangan kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada kita sisi yang sakit atau kurang, ‘sisi yang pincang’ dari kodrat manusia, karna hanya berpusat pada tingkah laku yang neuritis dan psikotis. Jadi, aliran ini memberi gambaran pesimis tentang kodrat manusia, dan manusia dianggap sebagai korban dari tekanan-tekanan  biologis dan konflik masa kanak-kanak.

v Behavioristik
Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang
alam bawah sadar yang tidak tampak).
Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat
diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika
dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan
berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya.
Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik

v Humanistik
Dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi aliran ini mendirikan sebuah asosiasi professional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Salah satu tokoh aliran ini, Abraham Maslow. Abraham Maslaw juga dikenal sebagai “ Bapak spiritual” psikologi humanistik, bagi maslaw manusia dengan potensinya akan mampu mengembangkan bakat dan kemampuannya, pengembangan potensi dan aktualisasi diri dilakukan dengan cara mengalami kehidupan secara sistimatis, mulai yang terendah hingga yang tertinggi.
Adapun tokoh-tokoh psikologi humanisme selain Maslaw dan Roger adalah:
1.      William James.
2.      G. Stanly Hall.
3.      John Cohen.
4.      Albert wellek.
5.      F. T. Severin.



Gordon Willard Allport (Perkembangan Propium)

A. Latar Belakang Tokoh
            Gordon Willard Allport lahir pada 11 November 1897 di Montezuma, Indiana. Dia adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Ibunya, Nellie Wise Allport  adalah seorang guru dan ayahnya, Jhon E. Allport adalah seorang pengusaha yang kemudian memutuskan untuk menjadi seorang dokter. Ibu Allport sangat taat terhadap agamanya sehingga ajaran tersebut diterapkan  terhadap kehidupan rumah tangganya. Oleh karena itu, Allport menghabiskan masa kecil yang dipenuhi perjuangan untuk mendapat perhatian dari beberapa teman yang dimilikinya, karena dia jarang diijinkan bermain dengan saudaranya yang rentang usianya terpaut jauh dengannya. Allport mengaku pada dasarnya dia bukanlah orang yang memiliki antusiasme dan rasa ingin tahu yang tinggi, Allport sangat tergantung pada orang lain dan kurang memiliki inspirasi. Namun dia memiliki kemampuan yang baik dengan kata-kata, meskipun dia tidak terbilang mahir dalam bidang olahraga.
            Pada tahun 1915, Allport lulus dengan peringkat kedua di kelasnya dan mendapatkan beasiswa di Univertsitas Harvard. Setelah mendapatkan A.B. Sarjana Filsafat dan Ekonomi dari Harvard pada tahun 1919, Allport melakukan perjalanan ke Istanbul, Turki untuk mengajar filsafat dan ekonomi. Setelah satu tahun mengajar, ia kembali ke Harvard untuk menyelesaikan studinya. Allport meraih gelar Ph.D. Psikologi pada tahun 1922.
            Dalam sebuah esai berjudul Pattern and Growth in Personality, Gordon Allport menceritakan pengalamannya bertemu Psikiater Sigmund Freud. Saat menemui Freud pertama kalinya, Allport disambut oleh keheningan. Freud tidak menyapa dan tidak berbicara sepatah kata pun, sampai akhirnya Allport membuka pembicaraan dengan menceritakan apa yang dilihatnya dalam perjalanan menuju kediaman Freud. “Aku melihat seorang anak kecil di angkutan umum yang sangat takut badannya menjadi kotor, dia berganti-ganti tempat duduk, bahkan meminta pada ibunya jangan mengijinkan orang yang badannya kotor untuk duduk di sebelahnya”. Freud balik bertanya “Apakah anak kecil itu kamu ?”. Peristiwa ini benar-benar tidak terlupakan oleh Allport, yang membuatnya yakin bahwa sudah saatnya ilmu psikologi tidak lagi hanya menekuni terlalu dalam dengan pengalaman masa lampau (alam bawah sadar), tapi mulai mengeksplorasi alam kesadaran dan motivasi-motivasi yang ada di dalamnya.
B. Definisi Kepribadian
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu” gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasan dari teori Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kemudian Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita.
Dalam teori Allport  juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.


Perkembangan Proprium
Allport mengemukakan bahwa semua fungsi diri atau fungsi ego yang telah dijelaskan disebut dengan fungsi proprium dari kepribadian. Fungsi-fungsi ini termasuk perasaan jasmaniah, identitas diri, harga diri, perluasan diri, rasa keakuan, pemikiran rasional, gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan fungsi mengenal. Semuanya merupakan bagian yang sebenarnya dan vital dari kepribadian. Fungsi-fungsi tersebut sama-sama memiliki suatu arti fenomenal dan “makna penting”. Fungsi-fungsi itu bersama disebut sebagai proprium. Proprium itu tidak dibawa sejak lahir, melainkan berkembang karena usia.
Allport menunjukkan tujuh aspek dalam perkembangan proprium atau ke-diri-sendiri-an (self hood). Selama 3 tahun pertama, tiga aspek muncul, yakni : rasa diri jasmaniah, rasa identitas-diri berkesinambungan dan harga-diri atau rasa bangga. Antara usia 4 sampai 6 tahun, dua aspek lainnya muncul, yakni : perluasan diri (the extension of self), dan gambaran diri. Suatu waktu antara usia 6 dan 12 tahun, anak mengembangkan kesadaran-diri sehingga ia dapat menanggulangi masalah-masalahnya dan akal pikiran. Selama masa remaja, munculah intensi-intesi, tujuan-tujuan jangka panjang, dan cita-cita yang masih jauh. Aspek-aspek ini disebut usaha proprium.
Dengan penjelasan seperti dia atas, Allport ingin menghindari pendapat yang mengundang pertanyaan dari banyak teoritikus yang menyatakan bahwa diri atau ego itu serupa manusia mikro (homunculus) atau “manusia yang berada di dalam dada” yang melakukan tugas mengorganisasikan, memegang kendali dan menjalankan sistem kepribadian. Ia mengakui pentingnya semua fungsi psikologis yang bersumber pada diri dan ego, namun ia berusaha keras menghindari teori yang memandang diri dan ego sebagai pelaku atau penggerak kepribadian. Bagi allport, diri dan ego dapat digunakan sebagai kata sifat untuk menunjukkan fungsi-fungsi proprium di dalam seluruh bidang kepribadian.

Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1. Ekstensi sense of self
· Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
· Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.
· Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)
2. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang).
3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal: mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi berbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.

6. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat agama. Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
C. Struktur Kepribadian
Traits adalah kunci dalam mendefinisikan strukur kepribadian menurut Allport.. Allport berpendapat bahwa pengertian-pengertian kebiasaan, traits, sikap, diri (self) dan kepribadian itu masing-masing bermanfaat dan berbeda satu sama lain. Allport menekankan pada trait, di mana ia menyatakan bahwa intensi itu berbeda dari attitude. eori-teori Allport kemudian dinamakan “trait psychology”.
Di sisi lain, tanggapan Allport mengenai temperamen juga berbeda dan mendetail. Bagi Allport temperamen adalah konstitusi kejiwaan atau bagian dari jiwa yang melalui darah dan memiliki hubungan dengan jasmaniah / biologis dan bersifat hereditas, termasuk juga mudah tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatan bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara daripada fluktuasi dan intensitat suasana hati; gejala ini tergantung kepada faktor konstitusional.
Pada akhirnya, kontribusi terbesar Allport adalah teorinya mengenai Trait. Ia mengklasifikasikan beberapa trait, dan merevisinya menurut perkembangan teorinya sendiri. Dia berhasil membedakan antara trait sebagai hal yang dimiliki setiap induvidu sebagai identitas dan attitude yang dimiliki setiap individu. Sumbangsih terbesar Allport adalah pengembangan dan penarikan perhatian psikolog pada kepribadian terutama dari perspektif bagaimana individu memandang dirinya sendiri.



1. TRAITS (PERSONALITY TRAITS)
Traits menurut teori Allport adalah proses mental/neuropsikis yang berkapasitas dan mampu mengarahakan stimulus yang akan menghasilkan perilaku yang adaptif atau ekspresif.
1. Karakter Traits
Menurut Allport ada beberapa karakteristik traits:
·     nyata dan benar-benar ada di setiap individu, bukan hanya sekadar label dan sebutan (claim)
·         menjadi kausal (sebab) dari suatu perilaku yang biasanya terjadi
·         empiris (bisa di identifikasi indra)
·         masing masing salaing berkorelasi
·         fleksibel dan berubah sesuai situasi(versatilitas)

 2. Individual Traits dan Common Traits
Berdasarkan teorinya mengenai distifikasi antara Trait dan Attitude, Allport kemudian mengklasifikasikan traits dalam 2 bentuk :
    Individual Traits : keunikan pada seseorang dan menunjukkan karakter mereka.
    Common Traitsperilaku yang dilakukan oleh sejumlah manusia, misalnya sebagai bagian dari budaya.

3. Personal Dispositions
Allport merevisi beberapa teori sebelumnya (dalam terminologi) . personal dispositions artinya dimana perilaku tidak memiliki intensitas dan signifikansi yang sama.
·         Cardinal traits adalah sifat yang berperan besar dalam kehidupan dan trait yang kuat
·         Central traits adalah sifat yang lebih umum dan khas yang menonjol dari perilaku manusia itu sendiri.
·         Secondary traits adalah sifat yang lebih spesifik dan tidak terlalu mendeskripsikan kepribadian. Sifat ini berfungsi lebih terbatas, khusus pada respons yang didasarnya serta perangsang tertentu dan tidak konsisten.
           
Habit (kebiasaan) adalah  respon yang tidak fleksibel dan spesifik terhadap suatu stimuli, bisa bergabung/dikombinasikan dengan trait lain.
Attitudes (sikap) adalah makna yang hampir sama dengan traits, kecuali bahwa attitudes memiliki objek tertentu yang lebih spesifik, dan melibatkan pertimbangan dan evaluasi baik positif maupun negatif (baik mendukung atau menolak).
Perbedaan antara sifat (trait) dan sikap (Attitude) termasuk sulit dalam teori Allport. kedua-duanya itu adalah respons dan memiliki kekhasan, selain itu keduanya juga dapat memulai atau membimbing tingkah laku hal ini juga diperngaruhi hasil dari faktor genetis-genetis dan belajar. Namun kalau diteliti terdapat perbedaan antara kedua hal tersebut.
SIKAP (ATTITUDE)
SIFAT (TRAIT)
-berhubungan dengan suatu objek
-cenderung berlingkup kecil
-dapat berbeda-beda dari yang khusus ke lebih umum
-biasanya memberikan penilaian (menerima atau menolak)
-tidak berhubungan dengan suatu objek
-sifat yang hampir selalu besar dan ruang lingkup yang luas
-selalu bersifat umum
-tidak memeberikan penilaian
2. INTENSI
Penyelidikan mengenai intensi atau keinginan individu mengenai masa depan lebih penting daripada kejadian di masa lalu (Allport). Istilah intensi menurut Allport meliputi beberapa pengertian:
·         harapan-harapan
·         keinginan-keinginan
·         ambisi
·         cita-cita
·         niat untuk melakukan sesuatu.
Dalam hal inilah terlihat jelas perbedaan Allport dengan lain-lain ahli teori kepribadian dewasa ini. Teori Allport menunjukkan, bahwa apa yang akan dicoba dilakukan oleh seseorang merupakan kunci dan hal terpenting bagi apa yang dikerjakannya sekarang. Jadi kalau dewasa ini, banyak ahli yang mengutamakan masa lampau, maka pendapat Allport itu mirip sekali dengan pendapat Adler dan Jung; walaupun tidak ada alasan untuk mengatakan adanya pengaruh dari mereka ini.

3. TYPE
            Allport membedakan antara sifat dan type. Menurut Allport, orang dapat memiliki suatu sifa, tetapi tidak dapat memiliki sesuatu type. Type adalah konstruksi ideal si pengamat, dan seseorang dapat disesuaikan dengan type itu tetapi dengan konsekuensi diabaikan sifat-sifat khas individuilnya. Sifat dapat mencerminkan sifat khas pribadi sedangkan type lebih menyembunyikannya. Jadi bagi Allport, type menunjukkan perbedaan-perbedaan buatan yang tidak  begitu cocok dengan kenyataan, sedangkan sifat adalah refleksi sebenarnya daripada yang sebenar-benar ada.
4. PROPARIUM
Proprium adalah istilah yang diciptakan Allport yang mengindikasikan semua fungsi self atau  ego. Hal ini juga disebut fungsi proprium (propriate function) daripada kepribadian. Fungsi tersebut adalah kesadaran jasmani, self identity, self-esteem, self extention, rational thinking, self image, propriate stiving, dan fungsi mengenal. Semua itu bagian-bagian yang vital daripada kepribadian. Proprium tidak dibawa sejak lahir tetapi berkembang didalam   perkembangan individu. Allport menggunakan kata proprium daripada self karena lebih mudah dipahami sebagai sifat atau fungsi kepribadian secara umum.



Ada tujuh aspek dalam  perkembangan proporium :
1.      Bodily Self : tahap 1-3.Pada 3 tahun pertama, bayi menjadi lebih peduli terhadap      keberadaan dirinya dan membedakan tubuhnya dari objek-objek yang ada disekitarnya.
2.      Self Identity : anak-anak membuktikan dan menemukan identitas mereka tetap terlepas dari perubahan di lingkungan mereka.
3.      Self-esteem : anak-anak mulai bangga pada prestasi (pencapaian) yang mereka raih.
4.      Extension of self : tahap ke 4-5. umur 4 sampai 6 tahun. Pada masa ini anak mengakui objek-objek yang ada di sekitarnya dan orang-orang disekitar lingkungan mereka.
5.      Self-image : anak-anak mengembangkan gambaran aktual dan idealis dalam diri mereka dan perilaku mereka serta menjadi lebih peduli terhadap kepuasan (atau ketidakpuasan) terhadap harapan Orangtua.
6.      Self as a rational coper : tahap 6. Umur 6-12 tahun, anak-anak mulai mengapli-kasikan alasan dan pengetahuan untuk mencapai solusi terhadap masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
7.      Propriate striving : tahap 7. pada masa remaja awal (sebelum teenage)  mulai membentuk tujuan jangka panjang dan rencana.

D. Dinamika atau Proses Kepribadian
Allport menekankan bahwa pengaruh keberadaan seseorang pada masa sekarang tidak hanya ada di dalam teori kepribadiannya tetapi juga ada dalam pandangan motivasinya. Dia juga menegaskan bahwa kehidupan masa lalu atau masa lampau tidak lagi dapat menjelaskan perilaku seseorang kedepannya, kecuali hanya sebagai motivasi saja. Sehingga allport hanya terfokus kepada kehidupan individu di masa depan ketimbang dimasa lalu.
Allport menentang teory Freud yang terfokus pada alam bawah sadar seseorang. Menurut Allport proses kognitif seseorang juga memiliki peran penting, yang mana suatu rencana dan tujuan seseorang dibuat secara sadar. Sehingga ia menyimpulkan bahwa kehidupan di masa lalu tidak ada hubungan dan sangkutpautnya dengan kehidupan mendatang dari tiap individu, kehidupan masa lalu itu hanya sebagai motivasi atau dukungan kearah yang lebih baik.
Kemudian Allport juga menjelaskan proses dari kepribadian itu dalam sebuah konsepnya, “functional autonomy”. Konsep ini menjelaskan bahwa motif kematangan, kesehatan emosional seseorang tidak terhubung secara fungsional kepada pengalamannya di masa lalu sejak ia lahir. Dari konsep tersebut dapat diketahui bahwa allport berpendapat bahwa motivasi dari tiap individu itu bersifat independent dan tidak terikat atau terhubung dengan hal yang lainnya.
Konsep ini terdiri atas dua level fungsi otonom, yaitu Perseverative functional autonomy dan Propriate functional autonomy.
·         Perseverative functional autonomy merupakan level yang dasar, berkaitan dengan perilaku seseorang yang sudah menjadi kegiatan rutin, seperti kecanduan atau tindakan fisik yang berulang. Contohnya : perokok.
·         Propriate functional autonomy merupakan level yang lebih penting ketimbang level Perseverative functional autonomy dan penting untuk pemahaman motivasi dewasa dihubungan pada nilai-nilai, self-image, dan gaya hidup.
Selain itu, terdapat tiga prinsip pada level propriate functional autonomy, yaitu:
1.      Organizing the energy level, menjelaskan bagaimana kita memperoleh motif baru
2.      Mastery and competence, mengacu pada level yang mana akan kita pilih untuk memuaskan motif
3.      Propriate patterning, menjelaskan perjuang (usaha) terhadap konsistensi dan integrasi kepribadian
E. Perkembangan Kepribadian
Menurut Allport perkembangan kepribadian manusia akan selalu berubah-ubah seiring berjalannya waktu.
3 Fase perkembangan Allport :
  • Anak-anak
  • transformasi anak – anak
  • masa dewasa
1.      Masa Anak – Anak
Masa ini dimulai dari masa neonatus yang menjadi awal perkembangan dari kepribadian anak. Pada masa perkembangan ini anak mulai bisa melakukan gerakan refleks yang belum bisa dibedakan. Ekspresi emosi anak pada masa ini cenderung monoton dan akan mengalami perkembangan sesuai dengan masa yang dilewatinya.
2.      Masa Transformasi Anak – Anak
Pada masa ini, perkembangan kepribadian seseoarang akan terlihat dari :
  • diferensiasi
  • integrasi
  • pematangan
  • belajar
  • kesadaran (sugesti)
  • harga diri
  • inferioritas ataupun kompensansi
  • mekanisme psikoanalitis
  • otonomi fungsional
  • reorintasi mendadak trauma
  • objektivitas
  • insting
  • humor
  • pandangan hidup
3.      Masa Dewasa
Merupakan masa terpenting dalam perkembangan kepribadian seseorang. Masa – masa ini sangat menentukan bentuk kepribadian seseorang melalui tingkah laku yang ditujukannya.
Menurut Allport, seseorang dikatakan dewasa, jika :
  • mulai bisa memproyeksikan kebutuhannya tidak hanya untuk masa sekarang tapi untuk masa yang akan datang (extension self)
  • mulai mengenal apa yang diinginkannya dan yang menjadi kebutuhannya serta mengerti akan hal – hal yang bisa memberikan kesenangan pada dirinya (insight & humor)
  • mengerti arti dan tujuan hidup yang dijalaninya, mulai memiliki pandangan hidup atau filsafat hidup yang terus dipertahankan.
Pada masa perkembangan kepribadian, unsur religius menjadi unsur yang sangat penting untuk membentuk kepribadian seseorang.

F. Psikopatologi dan Perubahan Perilaku
Psikopatologi adalah bidang yang mempelajari patologi / kelainan dari proses kejiwaan. Bagi Allport, pribadi yang sehat dan matang adalah orang yag terus menerus dalam kondisi berubah (becoming), sedang pribadi yang tidak sehat adalah mereka yang perkembangannya berhenti. Allport setuju dengan Freud bahwa perkembangan individu dapat terpenjara sebagai akibat kesalahan hubungan dengan orangtua, khususnya dengan ibunya pada awal masa kanak-kanak . Semua orang membutuhkan keamanan dan perlindungan ,dan kekurangan cinta dan kasih sayang dapat berdampak buruk dan berjangka lama terhadap pertumbuhan .
Untuk mengatasi kekurangan itu, Allport berpendapat orang harus dapat merasa “diterima dan dikehendaki oleh terapis, keluarga dan masyarakatnya”. Orang harus merasa dicintai dan belajar mencintai .Menurutnya,”bentuk terbaikdari terapi adalah memberri cinta dan menerima cinta .”
            Tetapi itu hanya satu sisi dari gambaran manusia dari gambaran manusia . Ada banyak orang yang memilki latarbelakang rasa aman dan cinta ternyata belakangan menjadi neurotik . Walaupunn latar belakang keamanan dan cinta membuat mereka bebas berkembang ,masalah lain muncul merusak . Orang mendapat tekanan untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat normal, dan sering penyesuaian itu menghalangi pertumbuhan yang positif . Ini terjadi karena masyarakat sendiri sedang sakit . Kondisi masyarakat yang penuh ketidakadilan, hipokrit (munafik) perang, perbedaan kelas sosial, adalah potensial berbenturan dengan aspirasi pribadi.
Dampaknya bisa muncul perbatasan perluasan diri , gambaran diri yang menyimpang , lumpuhnya usaha menjadi propiate, dan sikap tidak toleran kepada kelompok lain. Mereka juga menilai dirinya dan tujuan hidupnya berdasarkan nilai-nilai orang lain. Tugas–tugas terapi menurut Allport adalah membantu mereka menyadari sumber-sumber yang melencengkan tujuan hidupnya, dan membantu mereka mencapai kematangan dan kesejahteraan.

G. Assesment dan Riset
Allport menggunakan Personal Document Technique yang merupakan metode untuk mengetahui kepribadian yang melibatkan catatan-catatan harian, atau rekaman pembicaraan dengan subjek yang diteliti.

Nilai (Value)
Pada tahun 1920 seorang ahli bernama Eduard Spranger mengadakan penelitian mengenai minat dan motif, dengan meneliti nilai-nilai yang dimiliki individu tersebut. Allport sependapat dengan Spranger bahwasanya setiap individu memiliki nilai-nilai dalam kehidupannya, yang berbeda tingkat dominansinya, yang akan mempengaruhi kepribadiannya.
1.      Nilai teoritis
2.      Nilai ekonomis
3.      Nilai estetika
4.      Nilai sosial
5.      Nilai politis
6.      Nilai religious

Perilaku
Allport membedakan perilaku menjadi expressive behavior dan coping behavior. Coping behavior adalah perilaku yang dilakukan dengan terencana, secara sadar dan dilakukan untuk tujuan tertentu. Sementara expressive behavior adalah perilaku yang umumnya muncul secara spontan, kadang susah untuk dirubah, tujuannya tidak jelas dan terencana seperti coping behavior. Misalnya, ketika seorang dosen mengajar dia akan memiliki copig behavior (mengajar berdasarkan urutan materi yang disediakan), sementara dalam proses penyampaian materi dosen akan banyak melakukan gerakan, bahasa tubuh, intonasi suara yang berubah-ubah yang tidak bisa dielakkan. Hal ini merupakan perilaku spontan yang secara tidak langsung menggambarkan elemen kepribadian yang dimiliki dosen tersebut.









Daftar Pustaka

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. UMMpress:Malang
Schultz, Duane dan Schultz, Sydney Allen. 2005. The Theories of Personality. Thomson Learning:USA
Hasan Kawaguchi, manusia menurut aliran kognitif : http://kupulan-materi.blogspot.com (19 maret 2012)
            Yuke Miranda: kesehatan mental aliran psikoanalisis: http:///kesehatan-mental-aliran-psikoanalisis.html (26-04-2012)
            Bompa, Aliran Psikologi Kognitif : http://bompa.blogspot.com /2011/10/16/aliran-psikologi-kognitif.html
  Berbagai ilmu dapat dipelajari:aliran psikologi kognitif : http://pusatilmupsikologi.blogspot.com/aliran-psikologi-kognitif.html
            Sugiharto, kartika nur fathiyah, farida agus setiawati, farida harahap dan siti rohmah nurhayati. (2007). Psikologi pendidikan. Yogyakarya: UNY Press 
            Teknik Terapi Menurut Aliran Psikoanalisis & Humanistik _ Blog Mata Kuliah Softskill.htm. http://blogmatakuliahsoftskill.blogspot.com





Tidak ada komentar:

Posting Komentar