TEORI KEPRIBADIAN SEHAT : Pendapat Maslow
Tujuan yang menantang dari Maslow
adalah mempelajari beberapa banyak potensi yang kita miliki untuk perkembangan
dan pengungkapan manusia yang penuh. Dalam pandangan Maslow, semua manusia
memiliki perjuangan atau kecenderungan yang di bawa sejak lahir untuk
mengaktualisasikan diri. Maslow menulis tentang manusia yang sehat secara
psikiatris:
"Pertama dan yang paling penting
adalah keyakinan yang kuat bahwa manusia memiliki kodratnya sendiri yang
hakiki. Kedua, terkandung suatu konsepsi bahwa perkembangan yang benar-benar
sehat, normal dan yang dicita-citakan terjadi dalam bentuk mengaktualisasikan
kodrat ini, memenuhi potensi-potensi ini."
Individu yang sehat adalah individu
yang berhasil mengembangkan cintanya, bukan lagi diarahkan ke dalam diri
sendiri, tetapi bisa diperluas pada orang-orang lain. Individu yang sehat
melihat pertumbuhan dan perkembangan orang lain menjadi sama pentingnya
pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri. Maslow menempatkan rasa tanggung
jawab pada orang lain melalui hierarki kebutuhannya, terutama pada kebutuhan
untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan.
Maslow juga menyatakan bahwa pertumbuhan psikologis akan menghasilkan kesehatan
psikologis, sedangkan orang yang gagal bertumbuh dengan sendirinya akan
mengalami gejala patologi baik mental maupun fisik.
Memahami dan Menjelaskan konsep
Maslow mengenai Kesehatan Mental yang meliputi Hierarki Kebutuhan Manusia,
Kepribadian yang sehat menurut Maslow, Perbedaan “meta needs” dengan
“deficiency needs” dan Ciri-Ciri “Actualized People”.
Hierarki Kebutuhan Manusia
Dalam pandangan Maslow, semua manusia
memiliki perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk
mengaktualisasikan diri. Akan tetapi ada lebih banyak hal yang terkandung dalam
teorinya tentang dorongan manusia. Kita dapat berpikir tentang tingkat
kebutuhan-kebutuhan diri Maslow seperti suatu tangga, kita harus meletakkan
kaki pada anak tangga pertama sebelumberusaha mencapai anak tangga kedua.
Dengan cara yang sama juga, kebutuhan yang paling rendah dan paling kuat harus
dipuaskan sebelum muncul kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya naik tingkat
sampai muncul kebutuhan kelima dan yang paling tinggi – aktualisasi-diri.
Jadi prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri ialah memuaskan empat
kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih rendah :
1.
Kebutuhan-kebutuhan
fisiologis.
2. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman.
3. Kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan
cinta.
4. Kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan.
Kebutuhan-kebutuhan ini harus
sekurang-kurangnya sebagiannya dipuaskan dalam urutan ini, sebelum timbul
kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kita tidak didorong oleh kelima
kebutuhan itu pada saat yang sama. Hanya salah satu kebutuhan sangat penting
dalam setiap momen tertentu, kebutuhan yang mana tergantung pada yang manakah
diantara kebutuhan-kebutuhan lainnya telah dipuaskan. Apabila anda telah
berjalan beberapa hari tanpa makanan maka kebutuhan fisiologis akibat kelaparan
adalah dominan. Anda tidak memperhatikan rasa aman, cinta, penghargaan, atau
aktualisasi diri, tetapi keinginan akan makanan adalah lebih daripada sesuatu
yang lain.
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah
kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur, dan seks
dan pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan
hidup. Karenanya kebutuhan-kebutuhan tersebut merupakan yang terkuat dari semua
kebutuhan. Pengemis-pengemis di jalan-jalan dari kota-kota Indian selalu
berjuang setiap hari untuk kelangsungan hidup yang sulit dan dengan demikian
tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengembangkan beberapa diantara
kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi.
Apabila kebutuhan-kebutuhan
fisiologis kita dipenuhi maka kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan akan rasa
aman. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi kebutuhan-kebutuhan akan jaminan,
stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan.
Maslow percaya bahwa kita semua membutuhkan sedikit banyak sesuatu yang
bersifat rutin dan dapat diramalkan. Keridakpastian sulit dipertahankan, karena
itu kita berusaha mencapai sebanyak mungkin jaminan, perlindungan, ketertiban
menurut kemampuan kita. Untuk pribadi-pribadi yang sehat, kebutuhan akan rasa
aman tidak berlebih-lebihan atau selalu mendesak. Kita tidak menabung setiap
sen dollar, kita berlibur atau membeli barang-barang mewah daripada menambah
asuransi dan beberapa diantara kita meninggalkan pekerjaan-pekerjaan yang aman
untuk menantang karier-karier baru.
Apabila kita mencapai suatu tingkat
tertentu dari rasa aman dan jaminan, maka kita digerakkan untuk memuaskan
kebutuhan akan memiliki dan cinta. Kita dapat menggabungkan diri dengan suatu
kelompok atau perkumpulan, menerima nilai-nilai dan sifat-sifat atau memakai
pakaian seragamnya dengan maksud supaya merasakan perasaan memiliki. Maslow
percaya bahwa makin lama makin sulit memuaskan kebutuhan akan memiliki dan
cinta karena mobilitas kita. Begitu sering kita berganti rumah, tetangga, kota,
bahkan partner, sehingga kita tidak dapat berakar.
Apabila kita cukup berhasil mencintai
dan memiliki, maka kita membutuhkan perasaan penghargaan. Maslow membedakan dua
macam kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan, penghargaan yang berasal dari
orang-orang lain dan penghargaan terhadap diri sendiri. Penghargaan yang
berasal dari orang-orang lain adalah yang utama, jelas sulit bagi kita untuk
berpikir baik tentang diri kita sendiri kecuali kita merasa yakin bahwa
orang-orang lain berpikir baik tentang diri kita. Penghargaan yang berasal dari
luar dapat berdasarkan reputasi, kekaguman, status, popularitas, prestise atau
keberhasilan dalam masyarakat.
Kepribadian yang sehat menurut Maslow
Maslow menyelidiki individu ini
dengan menggunakan bermacam-macam tehnik-interview, asosiasi bebas, dan
protective technique dengan orang-orang yang masih hidup, analisis bahan
biografi dan oto biografi dengan orang-orang yang sudah mati dan menyimpulkan
bahwa semua manusia dilahirkan dengan kebutuhan instinktif. Kebutuhan universal
ini mendorong kita untuk bertumbuh dan berkembang, untuk mengaktualisasikan
diri kita, untuk menjadi semuanya sejauh kemampuan kita. Potensi untuk
pertumbuhan dan kesehatan psikologis ada sejak lahir. Apakah potensi kita
dipenuhi atau diaktualisasikan tergantung pada kekuatan individu dan sosial
yang memajukan atau menghambat aktualisasi diri.
Dalam pandangan Maslow, semua manusia
memiliki perjuangan atau kecendrungan yang dibawa sejak lahir untuk
mengaktualisasikan diri. akan tetapi ada lebih banyak hal yang terkandung dalam
teorinya tentang dorongan manusia.
Dalam pandangan humanistika ini,
manusia memiliki potensi lebih banyak dari pada apa yang mereka capai. Maslow
berpendapat bahwa jika kita dapat melepaskan potensi itu, maka kita semua dapat
mencapai keadaan eksistensi yang ideal yang ditemukannya dalam orang-orangnya
yang mengaktualisasikan-diri.
Perbedaan “meta needs” dengan “deficiency needs”
Meta needs atau menyebutnya teori ini
dorongan karena pertumbuhan atau metamotivation (Being atau B-motivation).
Awalan meta berarti sudah atau melampaui, dan metamotivation berarti bergerak
melampaui ide tradisional tentang dorongan. Secara paradoks, kata ini tampaknya
berarti suatu keadaan dimana kebutuhan dorongan sama sekali tidak tampak
berarti suatu keadaan dimana dorongan sama sekali tidak berperan.
Keadaan-keadaan pertumbuhan ke arah mana pengaktualisasi diri bergerak , Maslow
juga menyebut kebutuhan tersebut B-values adalah tujuan dalam dirinya sendiri
dan bukan alat untuk mencapai ke tujuan lain, keadaan ada dan bukan menjadi
atau berjuang ke arah suatu objek tujuan khusus.
Deficiency needs adalah kebutuhan
dorongan untuk membereskan suatu kekurangan dalam organisme. Misalkan apabila
pada suatu waktu kita telah berjalan tanpa makanan, maka terdapat suatu
kekurangan dalam tubuh. Kekurangan menimbulkan perasaan sakit dan tidak enak,
baik yang bersifat fisik maupun yang bersifat psikologis. Suatu tingkat
tegangan terjadi dalam organism yang terdorong untuk mereda.
Ciri-Ciri “Actualized People”
1. Mengamati Realitas Secara Efisien
Mereka tidak memandang dunia hanya
sebagaimana mereka inginkan atau butuhkan, tapi mereka melihatnya sebagaimana
adanya. Bahwa pengaktualisasi diri adalah hakim yang teliti pada orang lain,
mampu menemukan dengan cepat penipuan dan ketidakjujuran.
2.
Penerimaan Umum atas Kodrat,
Orang-orang Lain dan Diri Sendiri
Orang yang mengaktualisasikan diri
menerima diri mereka, kelemahan dan kekuatan mereka tanpa keluhan atau
kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banyak memikirkannya.
3. Spontanitas, Kesederhanaan, Kewajaran
Dalam semua segi kehidupan,
pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa
berpura-pura. Mereka tidak harus menyembunyikan emosi mereka, tapi dapat
memperlihatkan emosi mereka dengan jujur. Dalam istilah sederhana, kita dapat
berkata, orang ini bertingkah laku secara kodrati, yakni sesuai dengan kodrat
mereka.
4. Fokus pada Masalah-masalah di Luar Diri
Mereka
Orang yang mengaktualisasikan diri
yang dipelajari Maslow, melibatkan diri pada pekerjaan. Tanpa pengecualian,
mereka memiliki suatu perasaan akan tugas yang menyerap mereka dan mereka
mengabdikan kebanyakan energi mereka kepadanya. Bahwa tidak mungkin menjadi
orang yang mengaktualisasikan diri tanpa perasaan dedikasi ini.
5. Kebutuhan akan Privasi dan Independensi
Orang yang mengaktualisasikan diri
memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Meskipun
mereka tidak menjauhkan diri dari kontak dengan manusia, mereka rupanya tidak
membutuhkan orang lain. Mereka tidak tergantung pada orang lain untuk kepuasan
mereka dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah
laku dan perasaan mereka sangat egosentris dan terarah pada diri mereka
sendiri.ini artinya mereka memiliki kemampuan untuk membentuk pikiran, mencapai
keputusan, dan melaksanakan dorongan dan disiplin mereka sendiri.
6. Berfungsi secara Otonom
Kemampuan pengaktualisasian diri
berfungsi secara otonom oleh motif kekurangan, maka mereka tidak lagi di dorong
oleh motif kekurangan, maka mereka tidak tergantung pada dunia yang nyata untuk
kepuasan mereka karna pemuasan dari motif pertumbuhan datang dari dalam.
Sebaliknya pemuasan akan cinta, penghargaan, dan kebutuhan lain yang lebih
rendah tergantung pada sumber dari luar.
7. Apresiasi yang Senantiasa Segar
Pengaktualisasi diri senantiasa
menghargai pengalaman tertentu bagaimana seringnya pengalaman itu terulang,
dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona, dan kagum.
Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan pada dorongan setiap hari untuk
bekerja.
8. Pengalaman Mistik atau “Puncak”
Ada kesempatan dimana orang yang
mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang
hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman keagamaan yang mendalam. Selama
pengalaman puncak ini, yang dianggap Maslow adalah biasa dikalangan orang yang
sehat, diri di lampaui, dan orang itu digenggam oleh suatu perasaan kekuatan,
kepercayaan dan kepastian, suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada sesuatu
yang tidak dapat diselesaikannya atau menjadi.
9. Minat Sosial
Pengaktualisasikan diri memiliki
perasaan empati dan afeksi yang kuat dan dalam pada semua manusia, juga suatu
keinginan untuk membantu kemanusiaan.
10. Hubungan Antarpribadi
Pengaktualisasian diri mampu
mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang lain dari pada orang yang
memiliki kesehatan jiwa yang biasa. Mereka mampu memiliki cinta yang lebih
besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna
dengan individu lain.
11. Struktur Watak Demokratis
Orang yang sangat sehat membiarkan
dan menerima semua orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan,
atau agama, ras. Perbedaan serupa itu tidak masalah bagi pengaktualisasian
diri. Tetapi tingkah laku mereka lebih dalam dari pada toleransi.
12. Perbedaan antara Sarana dan Tujuan,
antara Baik dan Buruk
Pengaktualisasian diri membedakan
dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita-cita jauh
lebih penting dari pada sarana untuk mencapainya. Akan tetapi, hal ini lebih
sulit karna kegiatan dan pengalaman tertentu yang merupakan sarana bagi orang
yang kurang sehat kerap dianggap oleh pengaktualisasian diri sebagai tujuan
dalam dirinya sendiri.
13. Perasaan Humor yang Tidak Menimbulkan
Permusuhan
Orang yang sepenuhnya sehat berbeda
dari individu biasa dalam apa yang mereka anggap humor yang menyebabkan mereka
tertawa. Orang yang kurang sehat menertawakan tiga macam humor: humor
permusuhan yang menyebabkan seseorang merasakan sakit, humor superiroritas yang
mengambil keuntungan dari perasaan rendah diri orang lain atau kelompok
dan humor pemberontakan terhadap
penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul.
14. Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu sifat
yang akan diharapkan seseorang dari pengaktualisasian diri. Mereka adalah asli,
inventif, dan inofativ, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan
suatu karya seni; tidak semua mereka dalah penulis, seniman, atau pengubah
lagu.
15. Resistensi terhadap Inkulturasi
Pengaktualisasian diri dapat berdiri
sendiri dan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh sosial, untuk berpikir
atau bertindak menurut cara tertentu. Mereka mempertahankan otonomi batin,
tidak terpengaruh oleh kebudayaan mereka, dibimbing oleh diri mereka bukan oleh
orang lain.
Daftar Pustaka :
A.H. Maslow. Motivation and Personality, 2nd ed. (New York:
Harper & Row, 1970)
Hall, M.H. A. Conversation with Abraham H. Maslow.
Psychology Today, 1968.
Maddi, S.R. and Costa, P.T. Humanism in Personology:
Allport, Maslow and Murray. Chicago: Aldine-Atherto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar